Oleh: Ardiansyah
PEMILU menjadi bagian terpenting dalam demokrasi Indonesia. Pemilu menjadi proses imana rakyat ikut langsung memilih figur yang dinilainya punya kecakapan dan kemampuan dalam memegang sebuah jabatan.
Olehnya, peran penyelanggaran pemilu sangat penting demi menciptakan pemilu yang damai, aman, dan adil. Menilik ke belakang pasca merdeka pada 1945 lalu satu dekade pasca merdeka, Indonesia menggelar pemilu pada 1955. Saat itu Indonesia masih dipimpin oleh bapak proklamator Ir Soekarno.
Penyelanggaraan pemilu di era Soekarno digelar sesuai amanat UU No.7 Tahun 1953. Saat itu pemilu dilaksanakan sebanyak dua kali. di tahun 1955 pemilu pertama digelar untuk memilih aggota DPR (29 September dan memilih anggota-anggota Dewan Konstituante (15 Desember).
Pemilu 1955 menerapkan sistem proporsional. Dimana kursi yang tersedia dibagikan kepada partai politik (organisasi peserta pemilu) sesuai dengan imbangan perolehan suara yang didapat oleh partai politik itu. Sistem itu dipilih dengan membagi sejumlah kursi dengan perbandingan jumlah penduduk.
Lalu Indonesia melewati beberapa fase pemilu dan pasca era Presiden Soeharto, pemilu 1999 yang dikatakan sebagai simbol kebangkitan demokrasi. Ada banyak partai yang terlibat pada kontestasi itu.
Pelaksanaannya setahun pasca Indonesia keluar dari krisis moneter. Ya, boleh dikatakan Indonesia di tahun itu saat pemilu 1999 masih dalam masa recovery. Indonesia sementara menata kembali perekonomoian, sosial, dan politik.
Maka tak heran jika pemilu 1999 menjadi awal dan cerminan bagaimana percaturan politik dan bernegara bangsa ke depan setelah di bawah pemerintahan Soeharto. Dari pemilu 1999 berbagai macam perubahan terus dilakukan.