Setelah sejenak umat Islam merayakan Idulfitri selama sebulan berpuasa, rehat sejenak untuk merayakan hari kemenangan. Tetapi itu tidak berlangsung lama, karena menanti lagi ibadah yang lebih berat dari puasa. Itulah ibadah Haji. Tentu yang merasakannya ini adalah mereka yang mendapat undangan dari Allah untuk mengunjungi Baitullah-Nya.
Orang-orang yang masuk dalam daftar calon haji tentu sudah menyiapkan diri dengan segenap seluruh kemampuan yang dimiliki. Inilah ibadah yang banyak diimpikan kaum muslimin, bukan hanya mereka dari golongan menengah ke bawah, juga menengah ke atas yang harus rela menunggu bertahun-tahun untuk bisa naik haji. Di antara mereka yang paling bahagia naik haji adalah Haji Abidin (Atas Biaya Dinas) atau dikalangan orang-orang yang tidak kebagian jatah biasanya menyebut mereka “Haji Nurdin Kosasih” (haji nurut dinas dan ongkos dikasih). Mereka bersemangat dan peduli dengan jemaah. Namun ada yang tidak hanya bahagia naik haji tetapi juga mereka beruntung di setiap musim haji. Mereka ini digelari “Haji Bisnis”. Mereka adalah penyelenggara bisnis haji. Mereka punya Travel, dan jika sedikit jemaahnya mereka bergabung dalam konsorsium. Mereka berangkat ke Makkah, melakukan ibadah haji dan memperoleh kentungan dari bisnis haji. Mereka sudah jelas mendapatkan fiddunya sanah dan mudah-mudahan fil akhirati hasanah juga.
Melaksanakan ibadah haji tidak hanya butuh modal harta, tetapi juga pengetahuan yang memadai. Sebelum berangkat haji, mereka harus belajar dulu haji, tidak hanya fikih saja, tetapi juga aspek rohaniahnya. Ibadah haji menghimpun dan mengumpulkan semua apa yang kita miliki. Mulai dari badan kita dengan modal badan sehat dan kekuatan fisik, pengetahuan yang kita miliki serta harta yang kita punya. Namun, dari semua itu, aspek kesehatan yang tidak kalah pentingnya. Rangkaian ibadah ini dijalankan dengan cukup padat karena kegiatan ibadahnya sambung menyambung dalam waktu pendek. Bergerak dengan berpindah dari satu tempat ke tempat lain, banyak berjalan kaki, dan harus berdesak-desakan karena banyaknya jemaah dari segala penjuru dunia. Jika kondisi fisik kurang fit, banyak dari jemaah yang mengalami sakit selama berada di Tanah Suci.