English English Indonesian Indonesian
oleh

Kisah Nur Farida, Mengais Rupiah di Trotoar, Kerap Dipersoalkan Satpol

Sejatinya, trotoar memang steril. Kebutuhan ekonomi, membuat ada warga yang nekat berjualan di atasnya.

Siang hari yang cukup terik itu, seorang wanita paruh baya berjualan es cendol. Sya memutuskan mampir sejenak untuk istirahat, serta membeli dagangannya. Sayat berbincang dengan ibu itu. Namanya Nur Farida.

Dia berasal dari Kota Madura yang mencari rezeki di Kota Makassar sejak 2013. Nur Farida datang ke sini karena mengikuti suaminya setelah menikah dan juga membantu suaminya berjualan dengan menggunakan gerobak sederhana di trotoar Jalan Urip Sumoharjo.

Tak hanya es cendol, Nur Farida juga menjajakan air tahu dan bakso tusuk yang ia produksi sendiri di rumahnya bersama suami. Harga jajanan yang dijual bervariasi. Rp6.000 untuk es cendol, Rp5.000 untuk air tahu, dan Rp1.000 untuk bakso tusuk. Dia mulai berjualan pukul 10.00 Wita hingga 17.00 Wita. Tergantung habis apa tidaknya jajanan yang dijualnya.

“Saya berjualan sudah sebulan lebih dari semenjak bulan puasa. Awalnya hanya berjualan di halaman rumah saja, namun saya dan suami mencoba untuk berjualan di sekitaran trotoar sini. Alhamdulillah banyak peminatnya hingga sekarang,” ujar wanita asal Kota Madura ini.

“Apabila musim hujan pasti yang beli agak sepi. Jadinya tidak tidak menutup kemungkinan omzet yang saya dapatkan juga agak sedikit dari biasanya, kasian juga pedagang yang lainnya di sekitaran sini,” sambungnya.

Meski begitu, ia tetap bersyukur atas omzet yang dia dapatkan saat berjualan di gerobak yang sederhana. Rezeki berdagang inilah yang dapat menghidupi keluarganya. Berdagang seperti ini membuat ia dapat menyekolahkan anak-anaknya.

News Feed