Dalam prosesi prosesi penobatan Charles sebagai Raja Inggris 6/5/2023 di Buckingham Palace London didominasi oleh seremoni Kristen Gereja Anglikan sebagai agama resmi kerajaan. Mulai dari pengambilan janji hingga pengenaan mahkota kepada Charles, semuanya dilakukan oleh uskup Gereja Anglikan di Westminster Abbey.
Kerajaan Inggris berakar dari Kerajaan Anglo-Saxon abad ke-9, pada tahun 927, Raja Æthelstan dari Kerajaan Wessex berhasil menyatukan kerajaan Anglo-Saxon menjadi satu kesatuan sehingga ia dinobatkan sebagai raja pertama Kerajaan dari tahun 924 hingga 939. Pada awalnya masyarakat dan keluarga Kerajaan Inggris penganut Kristen Katolik, sehingga berbagai aturan kerajaan tunduk pada doktrin katolik Roma. Namun, tahun 1534 Raja Henry VIII ingin membatalkan pernikahannya dengan Ratu Catherine dari Aragon karena ia tidak dapat memberikan keturunan laki-laki yang menjadi ahli waris takhta. Paus, sebagai pemimpin Gereja Katolik Roma, menolak permintaan itu. Akibatnya, Henry memisahkan Gereja Inggris dari Gereja Katolik Roma melalui tindakan Parlemen Inggris yang kemudian dikenal sebagai Akta Penolakan Otoritas Keuskupan Roma. Sejak itu setiap raja/ratu Inggris merangkap sebagai pemimpin tertinggi Gereja Anglikan yang terpisah dari kepausan di Roma.
Namun, dalam koronasi Raja Charles III sebagai pemegang takhta ke-40 dalam silsilah Kerajaan Inggris, Meghan Markle sebagai istri pangeran Harry, justru dilarang hadir dalam koronasi, namun Harry tetap datang tetapi tidak mengenakan busana bangsawan. bahkan Harry dikabarkan tidak menginap di lingkungan istana, tetapi malah menumpang pada rumah salah seorang sahabatnya di London. Hal ini tentu mengundang tanya, meski publik sudah memperoleh informasi tentang marjinalisasi Harry dari takhta Inggris bukan semata-mata karena menikah dengan Meghan Markle, tetapi lebih karena Harry banyak mengkritik ayahnya yang terkesan over protective kepada Camilla yang kini resmi menjadi permaisuri ayahnya.
