English English Indonesian Indonesian
oleh

Krisis Identitas, Kenakalan Remaja, dan Alternatif Penanganan

Saat ini marak terjadi kasus kenakalan remaja. Mulai dari kasus yang ringan, hingga berat.

Kenakalan remaja yang masih berada di kategori ringan, misalnya membuang sampah sembarangan, telat masuk sekolah, atau pun bolos. Sedangkan yang termasuk ke dalam kategori kenakalan remaja yang berat, seperti penyalahgunaan narkoba, tawuran, hubungan seks, penjambretan, atau pun kekerasan.

Selain itu kenakalan remaja juga dibedakan dari jumlah pelaku kenakalan tersebut, mulai dari kasus perorangan hingga yang dilakukan secara berkelompok. Salah satu kenakalan remaja yang dilakukan secara berkelompok adalah tawuran antarpelajar dengan menggunakan senjata busur. Saat ini kasus pembusuran yang masih meresahkan warga Makassar.

Dilansir dari catatan Polda Sulsel, sebanyak 47 kasus pembusuran terjadi di Kota Makassar pada 2021, meningkat 10,44 persen pada tahun 2022 dengan 47 kasus dan 102 pelaku di antaranya telah ditangkap. Bahkan, hingga April 2023 saja sudah ditemukan 10 kasus pembusuran di Makassar, maka tidak menutup kemungkinan sampai akhir tahun 2023 angkanya bisa lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah kasus 2022.

Mirisnya, menurut data Polda Sulsel, mayoritas pelaku pembusuran merupakan pelajar yang secara langsung termasuk ke dalam golongan usia remaja. Selain itu di beberapa tempat, akhir-akhir ini juga diresahkan dengan kegiatan konvoi beberapa remaja sembari membawa senjata tajam mengelilingi Kota Makassar pada malam hari yang marak disebut gangster.

Dilansir dari kompas.tv com mengungkapkan bahwa selain konvoi, mereka juga turut membuat keributan dengan melakukan tawuran antargeng, penyerangan fasilitas umum seperti pos satpam, warung kopi, hingga menimbulkan beberapa korban luka. Lagi dan lagi kasus ini dilakukan oleh remaja dengan rentan usia belasan tahun.

Definisi

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai kenakalan remaja dan penyebabnya, terlebih dulu kita harus memahami apa itu remaja? Mengapa remaja rentan melakukan kenakalan?

Menurut WHO, remaja merupakan seseorang yang berada di rentang usia 10-19 tahun, sedangkan menurut BKKBN, rentang usia remaja adalah 10-24 tahun ataupun belum menikah. Itu adalah definisi medis seorang remaja yang meliputi usia.

Kemudian ditinjau dari definisi remaja mernurut ahli, Santrock (2019) menjelaskan bahwa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang meliputi adanya perubahan fisik, hormone, kognitif, dan sosio-emosional.

Masa remaja sering dianggap sebagai masa pemberontakan. karena di masa ini seseorang akan melakukan banyak pertentangan dan pemberontakan demi mencari jati diri mereka. Begitupun yang dijelaskan oleh Hurlock (1999), ia mengemukakan mengenai beberapa ciri masa remaja.

Beberapa diantaranya adalah masa remaja merupakan komponen penting dalam perkembangan manusia yang meliputi perkembangan fisik dan adanya penyesuaian mental serta pembentukan sikap dan nilai pada diri seseorang.

Kemudian masa remaja juga sering dianggap sebagai masa pencarian identitas, mulai dari berusaha menjelaskan siapa dirinya, apa dan bagaimana peranannya di masyarakat. Selain itu masa remaja juga identik dengan usia bermasalah maka dari itu beberapa ahli mengatakan bahwasannya masa remaja adalah masa storm and stress.

Remaja juga sering digambarkan dengan kondisi emosi yang tidak stabil dan cenderung menggelora serta tingkat hormon yang tidak stabil sehingga remaja sering merasakan perubahaan suasana hati, emosi, ataupun mood dalam waktu yang cepat. Juga dideskripsikan sebagai sosok yang sulit dikendalikan karena merasa sudah berhak secara penuh atas dirinya tanpa ada campur tangan dari keluarga atau pun masyarakat di sekitarnya.

Dengan perasaan tersebut, remaja mengangungkan egonya meskipun belum mengenal dirinya secara peran sosial sehingga rentan terbawa arus pergaulan bilamana ia bergaul dengan lingkugan yang negatif.

Tanpa Menimbang

Hal inilah yang mendorong munculnya kenakalan remaja. Kenakalan remaja atau juvenile delinquency merupakan kenakalan yang dilakukan oleh seorang maupun sekelompok remaja. Kenakalan remaja merujuk pada tingkah laku yang tidak diterima secara sosial dan merugikan diri sendiri serta orang lain. Biasanya kenakalan remaja didorong adanya keinginan untuk memperlihatkan eksistensinya sebagai seorang manusia yang memiliki identitas khusus.

Dalam usahanya, remaja kerap kali bertindak agresif dan seolah menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya sehingga sering kali seorang remaja tanpa pikir panjang bertindak di luar norma sosial yang sudah ditentukan. Selain itu kenakalan remaja erat kaitannya dengan krisis identitas.

Krisis identitas merupakan salah satu penyebab dari kenakanalan remaja. Seperti yang kita tahu bahwa identitas merupakan aspek penting dalam pembentukan seorang remaja karena remaja dituntut untuk mengentaskan krisis identitas. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Erikson.

Menurut Erikson, pada masa remaja seseorang akan memperjuangkan suatu hal yang dinamakan ego diri. Remaja dihadapkan dengan dua kondisi akhir yaitu ego identity vs role confusion. Tugas tersebut merujuk kepada remaja harus mampu menciptakan identitas dirinya sendiri. Pada masa ini, remaja mulai membentuk citra diri mereka melalui penyatuan atau integrasi antara ekspektasi untuk dirinya sendiri dan ekspektasi orang lain terhadap dirinya.

Jika proses tersebut dapat dilalui dengan baik, ia akan menghasilakn citra diri yang konsisten (ego identity). Namun, yang terjadi bisa malah sebaliknya. Seorang remaja bisa saja mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi identitas mereka. Hal inilah yang disebut dengan role confusion atau disebut juga dengan ambiguitas peran.

Kebingungan yang dirasakan seorang remaja mengenai siapa identitasnya dan apa perannya menyebabkan munculnya krisis identitas. Krisis identitas menurut Shaffer (2007) adalah kegagalan serta kebingungan seseorang dalam membangun identitas. Krisis identitas ini sering terjadi pada usia remaja. Pada masa ini seseorang tengah gencar-gencarnya menggali informasi dan mencari kejelasan tentang dirinya sendiri.

Pencetus

Ada beberapa faktor yang menyebabkan krisis identitas, beberapa diantaranya karena adanya pengalaman keraguan diri yang tidak mampu tersampaikan secara baik kepada orang-orang di sekitarnya, seperti perasaan setuju atau tidak setuju, harga diri atau keraguan diri, menyukai atau membenci dan juga ketiadaan peran remaja tersebut di masyarakat.

Remaja yang mengalami krisis identitas akan berusaha menemukan identitasnya dan perannya dengan bergabung ke dalam kelompok pertemanan yang menurutnya bisa memberikan pengakuan peran kepadanya. Lika-liku pencarian identitas remaja sangat ditentukan dari bagaimana dan dengan siapa ia berinteraksi, terlebih lingkungan teman sebayanya.

Apabila seseorang tersebut tidak mampu mengimbangi identitas kelompok teman sebayanya, maka yang terjadi adalah kebingungan yang berlanjut. Hal inilah yang membuat remaja terjerumus ke dalam kenakalan remaja dan kehidupan yang tidak teratur. (*)

Risnawati

Penulis adalah mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Makassar (UNM) yang sedang magang di FAJAR. Tulisan ini untuk memenuhi tugas membuat “OPINI”.

News Feed