English English Indonesian Indonesian
oleh

Environmental Accounting di Tanah Papua

Keinginan untuk mendapatkan profit yang maksimal sudah menjadi tyrannya yang membuat orang pintar tak berdaya, sehingga membuat orang baik akan bertindak buruk. Tentunya perusahaan bisa melihat banyak contoh dari tyrannya memberikan dampak signifikan yang merusak akal sehat manusia. Yang mana kontribusi perusahaan dianggap sebagai entitas yang akan memberikan banyak keuntungan kepada masyarakat, namun ternyata jauh dari anggapan tersebut.
Perubahan cara pandang tata kelola perusahaan dari orientasi pemangku kepentingan pemangku kepentingan sangatlah penting. Pasalnya kehadiran masyarakat memiliki pengaruh aspek sosiologis yang sangat positif baik internal dan eksternal. Pengaruh eksternal memberi kontribusi yang positif pada kemakmuran lebih lanjut membantu dalam pengembangan pekerjaan, meningkatkan produk domestik bruto, meningkatkan pendapatan dan bentuk bentuk yang serupa. Sebaiknya, eksternalitas negatif mendorong inefisiensi yang kompetitif seperti: polusi, radiasi, kebisingan, ketidaksetaraan sosial, dan bentuk penggunaan sumber daya lainnya.

Dampak eksternal yang parah adalah polusi udara, kebisingan, kemacetan, polutan, uap air, asam, radiasi, limbah darurat, dan kontaminan serius lainnya . Perusahaan dan lingkungannya harus saling menguntungkan Sebaliknya, adanya ketimpangan seperti perselisihan antara PT. Sawit Indonesia dengan masyarakat papua. Penggunaan lahan adat, adanya kerusakan lingkungan dan kehancuran ekonomi dan sosial adalah fenomena yang serius yang harus diterima masyarakat Papua.

News Feed