English English Indonesian Indonesian
oleh

Tut, Tut, Tiiiiiiiiiiiiit, Si Kereta Api

Presiden RI, Joko Widodo diagendakan akan meresmikan kereta api Makassar – Parepare. Eh, Barru, Pangkep, Maros. Rel di Kota Makassar masih dalam proses. Rel Menuju dan dalam Kota Parepare masih tanda tanya.

Peresmian proyek strategis nasional memang suatu kebanggaan. Sebab, ada indikator proyek tersebut bakal dituntaskan. Akan tetapi, bisa juga sebaliknya. Setop sampai Kota Makassar. Tidak ke Kota Parepare.

Apabila itu terjadi, tentu menjadi sebuah kerugian besar bagi Sulsel. Masyarakat tak mampu menikmati megaproyek secara maksimal. Demikian pula pergerakan ekonomi. Biaya distribusi barang tetap mahal.

Sungguh sebuah ironi jika itu benar-benar terjadi. Akan tetapi, semua pihak tidak boleh menyalahkan siapa-siapa. Termasuk pemerintah.

Mengapa? Sebab, lambatnya pembangunan rel kereta api dari dan menuju Kota Makassar dan Kota Parepare, tidak terlepas dari sikap masyarakat sendiri. Termasuk beberapa pemodal.

Betapa tidak. Praktis yang menghambat megaproyek ini adalah konflik agraria. Pembebasan lahannya sempat terkatung-katung. Di mana, ada sekelompok yang menginginkan harga tanah dinilai tinggi. Berharap ganti untung.

Sikap masyarakat ini sudah terjadi setiap ada pembangunan prestitius. Tidak heran, banyak megaproyek terkatung-katung. Jalannya lambat. Baik saat pembangunan jalan Trans Sulawesi. Lalu, pembangunan bendungan.

Semoga peresmian yang dilakukan Presiden RI, Joko Widodo, bukanlah isyarat dari pemerintah pusat, jika rel kereta api hanya sampai di situ saja. Akan tetapi, terus berlanjut. Juga, terkoneksi hingga Sulawesi Utara.

Pemerintah atau kepala daerah tidak usah banyak melontarkan pernyataan. Seperti, semoga bisa berlanjut hingga ke Kota Parepare. Seyogianya, kepala daerah, baik gubernur maupun bupati dan wali kota bekerja maksimal sejak awal. Bukan di akhir periodenya.

Bekerja maksimal atau bersungguh-sungguh menjalankan program merupakan tugas seorang pemimpin. Bukan meninggalkan beban ke pejabat berikutnya. Itu sama saja lepas tangan.

Mari berharap kereta api tidak berhenti hingga peresmian saja. Seluruh stakeholder harus bergerak maksimal. Agar kereta api tidak berbunyi seperti denyut nadi yang berhenti, ‘tiiiiiiiiiiit’. Selamat bekerja. (_)

News Feed