FAJAR, KLATEN–Rektor Universitas Hasanuddin Prof Jamaluddin Jompa melakukan penanaman dan panen Jagung Jago Universitas Hasanuddin (JJUH) di Klaten, Jawa tengah, Minggu, 19 Maret. Kegiatan ini merupakan rangkaian pengujian benih varietas baru jagung hibrida dari Unhas.
Prof Jamaluddin Jompa menyatakan dia sangat bangga karena Unhas akan segera meluncurkan varietas unggul baru jagung untuk memenuhi kebutuhan benih jagung di Indonesia dalam waktu dekat, bahkan sangat dimungkinkan untuk bisa di ekspor. Salah satu kelebihan calon varietas baru jagung hibrida Unhas selain tongkolnya lebih padat berisi, juga memiliki keunggulan mampu berproduksi sangat tinggi pada dataran menengah dan tinggi, dimana varietas jagung di elevasi tersebut masih sangat terbatas jumlahnya.
“Dengan demikian masalah kelangkaan varietas untuk petani jagung di daerah ketinggian dapat diatasi dengan hadirnya varietas Unhas ini,” kata Prof JJ yang didampingi Prof (R) Muhammad Azrai, peneliti jagung calon varietas baru ini.
Selain Rektor Unhas, juga hadir Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Inovasi, Kewirausahaan dan Bisnis Prof Adi Maulana, Dekan Fakultas Pertanian Prof Salengke, Wakil Dekan Bidang Kemitraan, Riset dan Inovasi Fakultas Pertanian Dr Mahyuddin, dan jajaran dari CV Trubus Gumelar yang merupakan mitra usaha dalam pengembangan riset ini.
Dekan Fakultas Pertanian Unhas Prof Salengke menuturkan proyek percobaan ini juga akan terus dikembangkan untuk nantinya dijadikan sebagai pondasi penelitian dari Fakultas Pertanian, termasuk sebagai wadah pembelajaran MBKM bagi mahasiswa dan juga peningkatan kerja sama dengan dunia industri untuk memberikan pendapatan bagi fakultas. Ke depan, lanjut Salengke, bukan hanya benih jagung yang akan dikembangkan tetapi juga padi, sorgum, dan lain-lainnya.
”Yang paling penting, Fakultas Pertanian Unhas telah dan terus akan berkontribusi dalam program ketahanan pangan di Indonesia,” harap Salengke.
Sebelum benih diluncurkan di pasar dan digunakan masyarakat, menurut Prof (R) Muhammad Azrai, benih jagung harus diuji coba dulu sebelum resmi di launching dan didaftarkan, juga terlebih dahulu harus dilakukan percobaan adaptabilitas varietasnya paling tidak di delapan daerah dengan karakteristik lingkungan yang berbeda-beda, bahkan pada percobaan ini juga dilakukan pada tiga elevasi lingkungan dataran rendah, menengah dan tinggi.
Selain itu, lanjut Azrai, dalam masa percobaan juga harus dilakukan pengujian daya tahan terhadap berbagai macam penyakit, kandungan proksimat dan potensi produksi benih komersialnya. Hal ini untuk melihat bagaimana keunggulan suatu varietas jika benihnya telah digunakan oleh petani. ”Proyek pengembangan benih dari varietas unggul ini telah diuji coba di beberapa daerah di Indonesia, diantaranya Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Sumatera Utara,” ungkapnya. (edo)