English English Indonesian Indonesian
oleh

Stagnasi Kebudayaan di Ruang Publik Bone

Oleh: Haryudi Rahman, Pemerhati Budaya

Bagaimana kesenian dan kebudayaan Bone di Ruang Publik? Saat ini ruang publik tidak berhenti pada ruang-ruang fisik saja. Perkembangan media sosial sebagai ruang publik digital menjadi wahana yang menarik untuk berkomunikasi langsung kepada masyarakat.

Ruang publik di Kota Bone rasanya sangat berjarak dengan masyarakat seni dan budaya. Secara historis, Bone memiliki peninggalan seni dan budaya yang masih bisa dilihat sampai saat ini. Bahkan, beberapa kesenian tradisional telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kemendikbud. Realitasnya di ruang publik kota Bone, karya-karya seni dan budaya tidak menjadi bagian penting untuk pembangunan kota.

Museum La Pawawoi salah satu ruang publik yang ada di Kabupaten Bone. Sebelumnya, Museum ini dikelola oleh seorang Tokoh Budaya yang juga sebagai figur penting dalam pelestarian nilai-nilai budaya lokal di Kabupaten Bone. Beliau merangkul dan membina komunitas-komunitas seni, komunitas sosial, dan juga komunitas budaya. Hingga Museum jadi ruang publik yang padat dengan aktivitas kegiatan seni dan budaya.

Museum La Pawawoi juga merupakan sebagai ruang pertemuan dialektika budaya. Beragam wacana kebudayaan lokal menginspirasi kemudian diartikulasikan dalam bentuk karya seni pertunjukan. Masyarakat datang silih berganti, menikmati aktivitas kesenian dan kebudayaan.

Gotong-royong memajukan kesenian dan kebudayaan Bone secara organik berlangsung dengan mandiri. Melalui kebudayaan dan kesenian lokal yang berkelanjutan ada harapan di masa depan untuk menghadapi tantangan yang lebih dinamis.

Pada akhirnya, pemerintah mengelola secara penuh Museum La Pawawoi. Tiba-tiba sepi dan kosong. Kekosongan aktivitas kesenian dan kebudayaan di ruang publik kota akan berdampak negatif. Masyarakat telah kehilangan ruang  ekspresinya. Hak-hak berkesenian dan berkebudayaan tak terakomodasi dengan baik.

Berbagai kritik terhadap kebijakan kesenian dan kebudayaan, tetapi tak punya ruang, karena dianggap tak ada solusi. Stagnasi kebudayaan harus dipulihkan kembali agar Kabupaten Bone bisa menjadi kota berbudaya dan kreatif. Semoga pemimpin selanjutnya jadikan seni dan kebudayaan sebagai bagian penting dari strategi pembangunan daerah. (*)

News Feed