Di dunia ibu-ibu Muslimah, kegiatan Majelis Taklim adalah bagian dari kehidupan spiritual mereka. Bagi ibu-ibu yang tidak memiliki cukup tenaga, waktu, dan kesempatan menimba ilmu agama dijalur pandidikan formal, maka majelis taklim menjadi lembaga pendidikan keagamaan alternatif. Majelis taklim sendiri diartikan sebagai ‘tempat pengajaran’. Dalam tradisi pesantren mirip halaqah dan di dunia taawuf ada zawiyah. Semua kata itu menggambarkan sekelompok muslim yang berkumpul untuk belajar. Mereka mengkaji ilmu keagamaan, baik dari aspek teologi, syariah, maupun tasawuf.
Majelis taklim adalah salah satu lembaga pendidikan keagamaan non-formal yang bertujuan meningkatkan jemaahnya pada keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. Memiliki kurikulum sendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur, dan diikuti oleh jemaah yang relatif banyak. Proses pembelajarannya jelas karena mengarah kepada penambahan pengetahuan keagamaan Islam serta pembentukan akhlak mulia bagi jemaahnya. Umumnya anggota majelis taklim adalah ibu-ibu bukan Bapak. Kalau Bapak-bapak ikut majelis taklim kedengarannya lucu, walupun ada juga Bapak-bapak sering nimbrun di majelis taklim. Makanya majelis taklim identik ibu-ibu. Mereka sadar pemahaman keagamaan mereka kurang. Mereka butuh tambahan pengetahuan agama dan siraman rohani di tengah kesibukan mengurus rumah tangga. Tidak seperti laki-laki (bapak) dimana setiap Jumat mendapat tausyiah di masjid.
Rabu (22/02) pagi di Auditorium Al-Jibra Kampus II Universitas Muslim Indonesia, Rektor UMI melantik Pengurus Majelis Taklim Ukhuwah UMI masa Amanah 2022-2026 yang diketuai Dr. Hj. Aminah Kallabe, SE., M.M. Beliau terpilih kembali yang kedua kalinya menakhodai MT Ukhuwa UMI bukan tanpa sebab. Di awal kepimpinannya, beliau membentuk Majelis Taklim di seluruh fakultas dan Pascasarjana di UMI. Sehingga setiap bulan kegiatan majelis taklim di lingkungan UMI semarak dengan pengajian dan tausyiah. Seperti di FKM, setiap awal bulan, MT FKM mengadakan Ngaji, Zikir, dan Doa Bersama yang diikuti oleh Mahasiswa, Dosen, dan Pimpinan. Setiap kegiatan Hari Besar Islam, seluruh MT di lingkungan UMI berpartisipasi dan menyemarakkan kegiatan keagamaan tersebut.
Sebagaimana diketahui, umumnya kegiatan majelis taklim hanya pada dakwah dan Pendidikan. Namun kegiatan majelis taklim Ukhuwah UMI tidak hanya fokus pada dakwah dan pendidikan, bahkan merambah banyak kegiatan, terutama kegiatan sosial dan kesehatan. Di awal Pandemi Covid-19, MT Ukhuwah UMI aktif ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemanusiaan, seperti membagikan sembako bagi dhuafa sekitar kampus yamg terimbas Covid. Juga memberi paket sembako pada Marbot dan pengurus Masjid serta penyaluran APD pada nakes di RS Ibnu Sina. Pada Hari Raya Iduladha ikut berbagi daging kurban dengan Satpam dan CS di lingkungan UMI. Selain itu, MT Ukhuwah UMI bekerja sama dengan BAZNAS Prov. Sulsel dalam pengadaan ATM Beras bagi masyarakat prasejahtera serta kegiatan Sunatan Massal. MT Ukhuwah UMI juga ikut peduli pada beberapa mahasiswa yang kurang mampu dengan memberi beasiswa dan penyelesaian studi. Bahkan pengurus MT mengimplementasikan The Green Kampus dengan penanaman pohon di area taman Firdaus Kampus UMI serta kegiatan-kegatan lainnya.
Majelis Taklim Ukhuwa UMI adalah bagian dari UMI yang terus ikut berkiprah mendukung terealisasinya Tri Darma Perguruan Tinggi di UMI. Walaupun kegiatan MT Ukhuwah bersifat nonformal, namun gaungnya di lingkungan UMI ikut memperkuat terciptanya atmosfer pendidikan dan dakwah yang menyatu dalam harmoni terwujudnya manusia yang berilmu amaliah, beramal ilmiah, dan berakhlakul kharimah.Wallahu a’lam (*)