Padahal, perjanjian kesepakatan ini sudah dirintis sejak lama yang mencakup perjanjian di bidang perdagangan barang, jasa, investasi, dan kerja sama ekonomi lainnya. Dengan bea masuk nol persen, akan banyak pelaku usaha Indonesia tertarik untuk memperluas jangkauan pasarnya serta meningkatkan daya saing produknya.
Ada banyak produk Indonesia ke Australia. Antara lain tekstil, karpet, furniture, dan pipa untuk gas. Sulawesi Selatan yang posisinya sangat dekat dengan Australia tentunya akan berusaha memanfaatkan peluang ini.
Kedekatan jarak tentunya bisa berimbas kepada tarif pengiriman barang yang dilakukan oleh pelaku usaha dan buyernya. Saat ini untuk rute udara, ada penerbangan yang transit dahulu di Denpasar dan Kualalumpur.
Melayani empat kali penerbangan dalam seminggu. Bahkan ada penerbangan yang juga baru buka layanan dua kali untuk tujuan yang sama, sehingga total layanan bisa dilakukan pengiriman enam kali seminggu.
Ketersedian muatan oleh penerbangan akan mempermudah para pelaku usaha yang ada di Sulsel dapat melakukan proses ekspornya ke Australia. Segala kemudahan terutama aturan nontarif dan tersedianya jalur penerbangan memberi nuansa tersendiri bagi pelaku usaha. (*)
