English English Indonesian Indonesian
oleh

Mahasiswa Unifa Teliti Pemenuhan Hak Warga Perbatasan Nunukan

FAJAR, MAKASSAR-Mahasiswa Pascasarjana Universitas Fajar (Unifa) menyoal posisi hak pemenuhan warga perbatasan Nunukan-Malaysia. Hal tersebut disampaikan pada ujian penelitian yang digelar di ruang Pascasarjana Gedung Rektorat Unifa, Makassar, Jumat (20/01/2023).

Dalam ujian yang dihadiri tim penguji Dr Syamsu Rizal (Deng Ical), Dr Nur Alim Djalil, Dr Asdar, dan Dr Mujahid serta dihadiri para mahasiswa Pascasarjana Universitas Fajar.

Mahasiswa prodi Magister Ilmu Komunikasi (MIKOM) Gatot Fajar Wisanto yang menjadi presenter meneliti pemenuhan warga negara Indonesia mendapatkan komunikasi dalam semangat nasionalisme di daerah perbatasan Kabupaten Nunukan.

“Tidak perlu ragukan nasionalisme masyarakat perbatasan namun yang menggelitik benih jargon Garuda Didadaku-Harimau Diperutku,” ucap Gatot yang berdomisili di Nunukan ini

Mahasiswa Pascasarjana Unifa Gatot Fajar Iswanto menambahkan bahwa ditengah keterbatasan pemenuhan kebutuhan namun justru ada tempat penyewaan khusus para pejabat Malaysia untuk menjadikan spot liburan tanpa diganggu oleh alat komunikasi namanya Lumbis Pansiangan salah satu kecamatan paling muda di kabupaten Nunukan.

“Spot Lumbis Pansiangan menjadi tren dan diminati pejabat Malaysia,” ungkap Gatot ASN Pemkab Nunukan ini.

Ketua Sidang Dr Nur Alim Djalil MIKom mengapresiasi mahasiswa yang semangat meneliti di pulau paling utara Kalimantan ini. “Masyarakat perbatasan perlu mendapatkan pemenuhan hak-haknya,” jelas Nur Alim Djalil

Melalui regulasi pemekaran menjadikan Nunukan menjadi salah satu bagian Provinsi termuda ke-34 yakni Kaltara sejak 2012 namun fakta empiris masih belum memenuhi secara standar nasional masyarakat mendapatkan pemenuhan haknya. “Ini tantangan bagi saudara peneliti mendapatkan informasi valid di lapangan,” harap Alim Djalil menutup ujian tesis. (*)

News Feed