Presiden RI, Joko Widodo terus memacu sejumlah megaproyeknya. Food estate, hingga pembangunan pelabuhan perikanan berskala besar di daerah lumbung ikan. Sangat fantastis.
Upaya orang nomor satu di Indonesia ini patut diacungi jempol. Setidaknya proyek-proyek tersebut bertujuan agar pembangunan merata di seluruh Nusantara.
Hal paling menarik dicermati dalam sejumlah proyek tersebut adalah persaingan di setiap provinsi. Bisa saja, kehadiran proyek-proyek tersebut akan menggerus lahan perekonomian di provinsi lain.
Bisa saja. Betapa tidak. Sulsel bisa dijadikan contoh. Pertama, Sulsel dikenal sebagai lumbung pangan di kawasan timur Indonesia dan sekitarnya. Produksi pangannya banyak dipasok ke Kalimantan.
Kini proyek food estate di beberapa daerah terus berjalan. Bahkan, khusus di Kalimantan, progresnya cukup positif. Sudah mencapai 60 ribu hektare. Entah Papua, belum ada data pastinya.
Pastinya, food estate atau pengembangan produksi pangan secara terintegrasi di sektor perkebunan, pertanian, hingga peternakan itu bisa-bisa menggerus pasar pangan Sulsel.
Kedua adalah pelabuhan di sentra atau lumbung ikan. Maluku salah satunya. Daerah ini memang dikenal dengan potensinya perikanannya. Nelayan asal Sulsel pun banyak yang menangkap ikan di daerah itu.
Apabila pelabuhan tersebut rampung sesuai target pemerintah pusat, bukan tidak mungkin kebutuhan eksportir akan ikan segar kualitas ekspor kian berkurang. Eksportir pun hijrah ke provinsi lain. Saran dan prasarananya pun siap.
Kedua proyek strategis ini setidaknya dikategorikan ancaman bagi Sulsel. Apalagi, jika pemerintahnya tak lagi mau mendengar saran. Pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten dan kota harus kreatif.
Tantangan Sulsel ke depan, bukanlah soal resesi. Akan tetapi, progres pengembangan potensi yang dimiliki dan dilakukan daerah lain. Sulsel masih kuat menghadapi resesi. Bahkan, ancaman krisis pangan pun masih jauh.
Saatnya Sulsel bangkit. Keras dan ketatnya persaingan politik, harus ditanggalkan dahulu. Sulsel harus bangkit. Lebih maju di banding daerah lain. Potensinya harus digali. Keran investasi harus dibuka selebar-lebarnya. Mereka yang mengadang, harus dibabat.
Ada banyak potensi-potensi sumber daya alam di Sulsel yang belum tergarap maksimal. Baik pariwisata maupun tambang. Sejauh ini, pengelolaannya masih begitu-begitu. Perubahannya tidak signifikan. Terkesan stagnan. Lihat saja wisata baharinya.
Mari berbenah. Agar Sulsel menjadi lebih maju. Seluruh elemen harus bergerak. Termasuk kalangan swasta. Jangan ada monopoli. Sulsel butuh strategi jitu agar tetap menggaung ke dunia internasional melalui produk berkualitasnya. Baik pangan maupun tambang dan lainnya. Selamat bekerja. (_)