FAJAR, WATAMPONE – Budi daya ternak sapi potong di Bone masuk tiga inovasi terbaik Sulsel. Kawasan peternakan seluas 10 hektare.
Inovasi ini mewakili Sulsel di tingkat nasional melalui Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO). Selain Bone, juga ada Makassar dan Selayar. Inovasi itu pernah dipaparkan pada South Sulawesi Investment Challenge (SSIC) 2022.
Bupati Bone Andi Fahsar Mahdin Padjalangi, menuturkan inovasi ini menjadi terobosan pemberdayaan masyarakat melalui ekonomi yang langsung menyentuh. “Kita mau menjadikan Kabupaten Bone ini menjadi lumbung sumber daya alam di bidang peternakan, karena kita kaya akan itu,” ujarnya, Kamis, 12 Januari.
Ia berharap bahwa apa yang mau dijalankan ini betul-betul untuk pemberdayaan ekonomi rakyat, apalagi menghadapi tantangan global tahun ini. “Kondisi ekonomi ke depan ini yang sangat mengkhawatirkan kita, jadi memang harus ada persiapan sedemikian rupa untuk menggaet investor,” terangnya.
Kepala Bidang Kesmavet dan Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Bone drh Agusriady, menuturkan terkait upaya menggaet investor kini ada sebuah inovasi yang dilahirkan di sektor peternakan.
“Rencana pengembangan kawasan peternakan seluas 10 hektare. Lokasinya di Desa Lampoko, Kecamatan
Barebbo,” ucapnya.
Ia mengatakan, pihaknya membeli sapi masyarakat di sekitar tempat tersebut. Kemudian dilakukan program penggemukan.”Kita juga siapkan nanti rumah potong hewan di situ, jadi sapinya dipotong disitu juga,” ujarnya.
Kemudian dagingnya dibekukan lalu dijual ke luar provinsi lain. Seperti Kalimantan dan sebagainya dan itu pasti memberikan keuntungan besar. “Tetapi masalah kapan mulai pengembangan, kita masih cari investor untuk itu. Jadi disitu peranannya PTSP mencarikan kita investor yang cocok, kami support di teknisnya,” terangnya.