Suatu ketika Allah memberi tahu tentang penciptaan Nabi Adam As. kepada para malaikat-Nya. Para malaikat pun berkata: “Mengapa engkau hendak menciptakan manusia yang hanya akan berbuat kerusakan dan membuat pertumpahan darah di dunia.” Maka dijawab oleh Allah: ”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.” Kemudian setelah terjadi dialog panjang antara Allah dan para malaikat-Nya, Allah ingin menguji para malaikat-Nya untuk diturunkan ke bumi. Akhirnya para malaikat disuruh memilih 2 malaikat yang lebih ‘alim, zuhud dan terpercaya. Akhirnyab terpilihlah Malaikat Harut dan Marut untuk diturunkan ke bumi, dan mereka dibekali sahwat seperti halnya manusia serta dilarang untuk melakukan; syirik, minum khamr, membunuh dan berbuat zina. Tatkala mereka diturunkan ke bumi, mereka berjumpa dengan seorang wanita cantik yang bernama Zahrah. Keduanya pun tertarik kepadanya, kemudian Zahrah pun mengajukan pertanyaan kepada mereka, “jika kalian menginginkan aku, sembahlah Tuhanku sebagaimana aku menyembah berhala atau meminum khamr”.
Mendengar persyaratan tersebut, Harut dan Marut menolaknya. Akan tetapi, nafsu mereka semakin bergejolak dan pada akhirnya mereka menuruti perkataan Zahrah untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya dilarang oleh Allah. Melihat kejadian tersebut, Allah pun bertanya kepada para Malaikat-Nya, “Apakah kalian melihat siapa yang sekarang berbuat kerusakan?” Singkat cerita, Malaikat Harut dan Marut sedih setelah melakukan perbuatan tersebut. Keduanya disuruh memilih untuk disiksa di dunia atau di akhirat, maka mereka memilih disiksa di dunia. Dengan siksaan yang digantungkan di antara langit dan bumi, keduanya juga mengajari manusia ilmu sihir.
Kisah di atas jelas mengandung dusta, karenamalaikat dijaga dari perbuatan maksiat dan tidak mungkin malaikat mengajari sihir kepada manusia. Kisah seperti di atas seringkali di-“dongen”-kan para Ustaz yang ingin ceramahnya menarik, apalagi jika dibumbui lelucon sehingga maknanya semakin kabur.
Kisah di atas masuk kategori kisah Israiliyat. Seringkali ada penceramah menyusupkan kisah-kisah Israiliyat tanpa mencari tahu kesahihannya. Ini menarik diceritakan karena kisahnya bisa bombastis, seolah harus diyakini kebenarannya, dihubungkan dengan perilaku keagamaan dan kadang sulit dipercaya dengan akal sehat. Kisah israiliyat adalah kisah atau kabar tentang masa lalu, baik tentang para nabi atau pun orang-orang shalih lainnya. Dinisbatkan istilah ini kepada Bani Israil lantaran sumber kisahnya berasal dari Bani Israil. Kisah ini seringkali digunakan untuk menjelaskan tentang suatu hal menyangkut sejarah masa lampau sebelum diutusnya Rasulullah Saw.
Dalam menyikapi kisah Israiliyat ulama membagi tiga kategori; pertama, Israiliyyat yang telah diyakini kebenarannya berdasarkan keterangan yang ada dalam ajaran Islam. Kedua, Israiliyyat yang telah diyakini kedustaannya karena bertentangan dengan syariat Islam sehingga harus ditolak. Kisah ini masuk sebagai ‘dakhil’ paling berbahaya yang menyusup kedalam sumber ajaran Islam; tafsir dan hadis. Dan ketiga, Israiliyyat yang tidak disinggung-singgung dalam ajaran Islam (maskut ‘anhu). Umat Islam tidak boleh mempercayainya, tetapi juga tidak boleh pula mendustakannya, kita cukup tawaquf (berdiam diri). Pada sisi lain, kisah israiliyat perlu diwaspadai karena bisa menggiring aqidah seorang muslim kepada penyimpangan dan kesesatan jika kisahnya kelihatan absurd.
Pada dasarnya, meriwayatkan kisah israiliyat sah-sah saja, selama masih dalam koridor sunnah. Jika kisah tersebut dibenarkan dalam syariat, umat Islam wajib meyakininya. Namun jika tidak, maka harus ditolak. Diperlukan literasi mendalam untuk mengkaji kesahihan riwayat Israiliyat agar penyampaiannya bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Wallahu a’lam (*)