English English Indonesian Indonesian
oleh

Sulsel Kembali Ekspor Jagung, Bukti Stok Pangan Melimpah

FAJAR, MAKASSAR – Sulsel kembali mengekspor jagung sebesar 6.150 ton. Ekspor tujuan Filipina ini senilai Rp40 miliar.

Deputi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud, mengatakan kegiatan ekspor adalah salah satu penopang ekonomi Indonesia. Menurutnya, Sulsel menjadi penopang perekonomian nasional melalui ekspor.

Komoditas jagung saat ini menjadi rebutan. Sebab, pada 2016 lalu harga jagung hanya Rp2.700 per kilogram. Hanya dalam kurun waktu enam hingga tujuh tahun, harganya naik Rp4.500.

“Lonjakan tersebut tidak lepas dari peningkatan kualitas komoditas, perbaikan sarana dan prasarana, dan membina petani,” tutur Musdhalifah di Makassar, Rabu, 11 Januari, dikutip dari Harian FAJAR edisi Kamis, 12 Januari.

Menurutnya, kegiatan ekspor yang berkelanjutan akan menjadikan Indonesia sebagai produsen komoditas yang dibutuhkan negara lain. Dampaknya petani bisa sejahtera hanya dengan menanam
jagung yang berkualitas dan luas.

“Jagung sekarang ini bukan hanya digunakan sebagai pakan tapi sudah meluas bisa jadi energi, etanol, dan lainnya,” sebut Musdhalifah.

Dia menyebut, sebelumnya Indonesia selalu melakukan impor hingga dua juta ton jagung per tahun. Namun saat inin sudah swasembada dengan memproduksi 32 juta ton secara nasional. Kebutuhan hanya 25 juta ton.

Ia optimisi tahun 2023 produksi jagung lebih meningkat karena banyak potensi yang bisa di dorong. Seperti lahan tidur dan memberikan kemudahan kepada petani seperti bibit dan pupuk. Pencapain tersebut, tahun 2023 target ekspor jagung sebesar 200 ribu ton. Karena beberapa tahun terakhir, kebutuhan jagung bisa dipenuhi dalam negeri.

News Feed