English English Indonesian Indonesian
oleh

Gubernur Sulbar Galau DBH Ekspor Dinikmati Parepare, Ini Pemicunya

FAJAR, MAMUJU – Bungkil sawit sebanyak 3.800 ton diekspor ke Thailand melalui Pelabuhan Belang-Belang, Mamuju. Sayangnya, bea cukai tercatat di Parepare (Sulsel).

Pj Gubernur Sulbar Akmal Malik, menyatakan potensi sumber daya alam Sulbar sejatinya luar biasa. Salah satunya dari komoditas pertanian kelapa sawit yang memiliki luas lahan 73.580 hektare. Namun, ia menyayangkan tidak adanya bea cukai di Sulbar.

“Sampai kapan Sulbar terus berkontribusi terhadap PDRB daerah tetangganya?,” kata Akmal, di Pelabuhan Belang-Belang, Rabu, 11 Januari.

Akmal menambahkan Pelabuhan Belang-Belang, percuma dikembangkan, jika setiap produk ekspor masih tercatat di daerah lain. “Sulbar berhak untuk mengklaim produknya sendiri. Dipastikan DBH bukan ke Sulbar. Akhirnya apa, APBD kita tidak akan bergerak,” tegas Akmal.

Kepala UPP Kelas III Belang-Belang, Ali Imron mengaku, fasilitas Pelabuhan Belang-Belang sudah memadai untuk menunjang kegiatan bongkar muat ekspor. “Ada tiga dermaga yang siap digunakan untuk kegiatan bongkar muat ekspor,” jelasnya.

Selain itu, kata dia, Pelabuhan Belang-Belang juga telah memiliki lapangan dan gudang penumpukan yang mampu digunakan untuk menampung komoditas ekspor. “Tahun 2022, kita juga sudah enam kali ekspor di sini,” pungkasnya.

Kepala Stasiun Karantina Pertanian (SKP) Mamuju, drh Agus Karyono menerangkan, Bungkil selama ini hanya menjadi limbah. Namun, di luar negeri malah menjadi bahan baku pakan ternak dan bernilai tinggi. “Tentunya ini menjadi perhatian kita semua. Hilirisasi produk pertanian harus kita galakkan,” tuturnya. (wir/dir)

News Feed