FAJAR, PANGKEP-Mewarnai dinamika penyelenggaraan demokrasi di tanah air, terindikasi dilanda turbelensi yang serius sehingga para nahkoda dibutuhkan kejelihan dalam bertindak agar ia selamat dari ancaman itu.
Salah satu bagian terpenting dalam penyelenggara demokrasi adalah Komisi Pemilihan Umum (KPU). Saat ini santer menjadi viral dengan maraknya deretan kasus yang melanda.
Baru-baru ini publik dihebohkan prihal adu argumentasi berkaitan dengan Berita Acara (BA) Verifikasi faktual (Verfak) Partai Politik (Parpol) yang melibatkan Dua Komisioner KPU Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) dalam hal ini Rohani dan Aminah, yang saling bersitegang saat rapat pleno rutin berlangsung beberapa waktu lalu.
Menanggapi peristiwa itu, Ketua Bidang Politik dan Kepemiluan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulawesi Selatan (Sulsel) angkat bicara, Sakinah.
Dirinya menyayangkan terjadinya insiden itu yang sontak menjadi perhatian publik. Sebab ia tahu bahwa KPU memang selalu manarik untuk dibincang sebab, memiliki posisi sangat strategis dalam berlangsungnya proses demokrasi di tanah air.
Belum lagi sekarang ini, KPU sedang mengejar proses untuk menyelesaikan target dalam setiap tahapan untuk menyambut suksesi Pemilihan umum (Pemilu) 2024 mendatang.
Terlepas dari itu, isunya juga sangat menarik tentunya karena Verifikasi Faktual (verfak) Partai Politik (Parpol) sebelumnya disinyalir terdapat dugaan adanya kejanggalan dalam prosesnya.
“Kami tahu betul dua komisioner KPU Pangkep yang diduga bersitegang adalah orang yang baik-baik, mereka adalah jebolan organisatoris yang mapan dengan proses,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia juga menyebut bahwa dinamika rapat memang kadang alot terjadi terlebih lagi pada jajaran komisioner yang memiliki kewenangan yang sama.
“Dinamika rapat memang kadang tensinya tinggi. tapi setelah itu tentu akan kembali lagi pada proses kekeluargaan. Tentu saja kita mengharapkan demikian. Sehingga pertentangan dua komisioner tersebut sebaiknya diselesaikan secara kekeluargaan. Kami yakin betul, baik Bu Nani maupun Bu Aminah keduanya adalah mantan aktivis pemuda, jadi tentu memiliki jiwa besar untuk saling memaafkan dan itu jadi teladan untuk kami yang masih berproses di akar rumput,” paparnya. (*/)