FAJAR, SIDRAP–Jalan rusak sangat mengganggu. Tak hanya menghambat perjalanan, juga rentan merusak komponen kendaraan.
Banyak kerugian warga akibat jalan rusak. Fajar Wijaya, warga Kelurahan Baranti, Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap, mengatakan, jalan tersebut sudah lama rusak. Namun pengerjaan baru dilakukan beberapa waktu belakangan.
”Banyak lubang memang di sana. Tapi baru beberapa bulan yang lalu dikerja. Tapi kalau yang arah ke Soppeng itu masih begitu, belum aspal,” ujarnya.
Pria 29 tahun itu juga mengatakan, masyarakat sangat kesulitan mengakses jalan menuju Soppeng. Sebab, jalan berlubang parah. Sehingga butuh waktu lama untuk bisa tiba di Soppeng.
Padahal, jaraknya tidak begitu jauh. Dalam kondisi normal, jarak tempuh dari Kota Pangkajene menuju perbatasan Soppeng hanya butuh waktu 15 sampai 20 menit saja. Sejak jalanan rusak, waktu tempuh bisa menjadi satu-dua jam, bahkan lebih.
”Dulu itu kalau mau ke Lejja (Wisata Permandian Air Panas di Soppeng), sekitar 15 menit-ji dilewati itu ke perbatasan. Tapi, sekarang bisa satu jam lebih,” katanya.
Selain itu, kondisi jalan juga sangat berdebu saat musim kemarau. Kemudian jika sudah memasuki musim hujan, jalanan becek, berlumpur, dan genangan air di mana-mana.
”Itu debunya banyak sekali kalau musim kemarau. Kalau hujan, lumpur lagi yang banyak, becek, licin. Banyak lubang, kendaraan juga cepat masuk bengkel,” keluhnya.
Jawaban Sekkab
Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Sidrap Basrah juga sempat mengatakan, lambatnya pembangunan akses jalan di Sidrap bukan karena pemerintah tidak mau. Hanya saja, pemerintah punya beban utang besar, sehingga banyak anggaran yang harus dialihkan.
Utang itu pun diklaim terjadi pada masa pemerintahan sebelumnya. Pemkab Sidrap saat ini menanggung warisan hutang yang harus dicicil, dengan jumlah yang cukup besar.
”Pak Bupati bukan tidak membangun, tetap ada pembangunan. Rumah sakit, Puskesmas, termasuk juga jalanan. Tapi kami dapat warisan hutang yang harus dibayar, makanya banyak ke sana uangnya,” kata dia.
Utang warisan tersebut jumlahnya mencapai Rp80 miliar. Kini sudah banyak dilunasi dan sisa sedikit saja yang belum dituntaskan.
”Inilah hebatnya Pak Bupati bisa bayar hutang, tapi bisa membangun juga. Sekarang hutangnya tinggal sedikit, doakan saja tahun depan pembangunan bisa lebih masif,” terangnya. (wid/zuk-dir)