English English Indonesian Indonesian
oleh

Kisah Sukses Browcyl Oleh-oleh Khas Makassar: Dari Jualan Pinggir Jalan, Kerap Diusir Satpol PP

FAJAR, MAKASSAR-Browcyl sebagai salah satu brand lokal karya putra Makassar dengan tagline oleh-oleh khas Makassar menggelar acara sepuluh dekade di Hotel Claro pada Senin, 19 Desember.

Direktur CV Kreasi Pisang Indonesia, Rachmat Almua Arrif menceritakan sejarah Browcyl dari bawah, dari yang jualan dari rumah, lalu ke di pinggir jalan hingga buka outlet di beberapa tempat di Makassar, Gowa, dan Maros. Sekarang tahap pengembangan di beberapa daerah Sulawesi dan Nasional.

“Saya tidak tahu kenapa bisa sampai seperti ini. Dulu saya dapat beasiswa Rp1,2 juta. Dari uang beasiswa kampus dipakai beli bahan, buat dari rumah, terus banyak yang pesan, hingga turun ke pinggir jalan sekarang bisa dilihat banyak outlet. Dulu bungkusan biasa tapi diberi kesempatan untuk berkembang dan bermanfaat bagi banyak orang dengan memiliki 153 karyawan,” ujar Ipin sapaan akrabnya.

Ipin menyebut bahwa dirinya hanya punya mimpi. Dari kecil punya mimpi dan mimpinya ditulis dan terus melihat mimpi itu satu-satu jadi kenyataan di usia muda.

“Saya hanya punya mimpi, mimpi punya outlet, punya mobil, rumah, karyawan banyak dan masih banyak lagi. Ke depan akan lebih bermanfaat bagi orang lain, punya rumah tahfidz, RS,” jelasnya.

Dengan mata berkaca-kaca Ipin menceritakan bagaimana perjuangan jualan di pinggir jalan menjual dengan memakai mobil pinjaman seorang teman hingga berani punya cicil mobil.

Dirinya menurutkan bahwa, dahulu 10 tahun lalu jualan di jalan Hertasning beberapa kali di usir dan berjanji suatu saat akan kembali. Terus putar modal bagaimana perusahaan bisa bertumbuh dan bermanfaat bagi banyak karyawan.
Sebab dirinya menyebut bahwa perusahaan bukan tentang atau miliknya, tetapi untuk semua orang dan semua karyawan. Ini bukan perusahaan miliknya tapi untuk semua orang dan bermanfaat bagi semua orang, sebagai oleh-oleh khas Makassar.

“Tahun-tahun pertama dulu diusir sama Satpol PP karena jual di pinggir jalan. Tapi jalan terus, tidak berhenti, kalau orang menyerah saya tidak, pergi KKN berani bayar 1 karyawan 800 ribu,” jelasnya.

Hingga pertama kali masuk ke outlet dari Pettarani jualnya sehari pukul 6. Orang datang beli sudah habis karena banyak yang suka, lalu bangun pelan-pelan, hingga memiliki outlet di beberapa tempat.

“Ini tahun kesepuluh, ada 150 orang karyawan, harapanku bisa 1.000 karyawan dan lebih banyak lagi. Terima kasih sudah bertahan,” ujarnya.

General Manager Browcyl, Sunarti Anwar bercerita bagaimana berjuang untuk membantu Browcyl tidak sekadar UMKM yang berada di bawah, tapi terus bertumbuh memberi manfaat kepada banyak orang.

“The last, tidak mungkin kita naik sendiri, tapi kami naik bersama dan mengangkat orang-orang dibawah agar ikut terangkat, memberi lapangan kerja, bersama karyawan, yang selalu support terhadap kami, itu yang luar biasa,” kuncinya. (asmiati)

News Feed