English English Indonesian Indonesian
oleh

Sempat Dikonversi Jadi Tambak, Pemrov Sulsel Target Tanam 4 Juta Pohon Mangrove Wujudkan Kawasan Pariwisata

MAKASSAR, FAJAR–Beberapa dekade silam, hutan mangrove di Sulawesi Selatan (Sulsel) tumbuh subur. Bahkan, luasnya mencapai 214.000 hektare. Namun, berkurang signifikan oleh alihfungsi lahan ke tambak.

Penasehat Teknis Yayasan Hutan Biru (YHB) Blue Forest, Yusran Nurdin Massa, menyebut mangrove di Sulsel dulu sangat luas. Mengutip kembali dari Prof Baharuddin Nurkin, Ahli Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu dari Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin (Unhas), sebelum tahun 70-an, ekosistemnya lumayan baik, tetapi pada saat budaya tambak berkembang karena naiknya harga udang, sebagian besar hutan mangrove dikonversi menjadi tambak. Lahan tersebut kemudian hanya menyisakan 12.278 hektare.
“Ini membuat 75 persen ikan-ikan ekonomi penting kita kesusahan mencari makan. Artinya pengalihfungsian ini sangat memengaruhi hidup mereka. Pesisir juga menjadi rentan saat terjadi perubahan iklim, ya lebih sering terjadi abrasi,” ujarnya.

Yusran menceritakan, mangrove ini lahan basah yang menyimpan air. Layaknya sponge, ketika air berlebih, mangrove bisa menampung air dan mencegah banjir. Lalu, jika kemarau, mangrove berfungsi mengatasi kekeringan. Oleh karena itu, dengan giatnya pemerintah nasional yang juga dijalankan oleh pemerintah provensi mendorong percepatan rehabilitasi mangrove, maka diharapkan segala aspek yang terdampak kembali membaik seperti sediakala.

Di sisi lain, rencana pengelolaan dan pengembangan hutan mangrove di Sulsel terus diupayakan demi mencegah kerusakan lingkungan. Harapannya, upaya yang dilakukan sejak pertengahan tahun 2022 ini bisa mengembalikan ikan-ikan, menjaga ekosistem, serta mencegah abrasi pantai yang kian memprihatinkan.

News Feed