FAJAR, MAKASSAR-Tata Kelola Manajemen Makassar Biennale (MB) diperkuat lewat lokakarya. Lokakarya ini terbagi ke dalam tiga lokus. Pertama, Lokakarya Manajemen bersama tim MB 5 kota (Makassar, Parepare, Pangkep, Labuan Bajo, dan Nabire) yang berlangsung selama 3 (tiga) hari di Makassar, 8-11 Desember.
Tim Makassar Biennale, Wahyuni Hasdar AG menjelaskan, agenda ini bertujuan untuk menguatkan kerja-kerja manajemen secara holistik dalam lingkup Makassar Biennale.
Hal ini juga menguatkan kerja-kerja seni dan kebudayaan secara luas di 5 kota–wilayah pasca-MB serta sebagai momentum pembentukan tim manajemen yang solid dan tangguh sesuai konten masing-masing wilayah.
Lokus kedua dan ketiga, kata Yuyun sapaan Wahyuni, adalah Focus Group Discussion yang terbagi ke sesi–internal dan eksternal.
Sesi internal ditujukan untuk tim MB 5 kota, sedangkan eksternal ditujukan kepada para pemangku kepentingan yang terdiri dari Pemerintah, Akademisi, NGO, Mitra dan Calon Mitra, Mahasiswa dan pelajar, Seniman Muda dan Senior, juga Pegiat Komunitas dan Ruang Budaya di Makassar.
“Tujuan FGD eksternal sendiri dilakukan guna mendapatkan masukan dan kritik, menguatkan hubungan informal dan formal juga membuka peluang terciptanya kerjasama formal dari para stakeholder di lima kota,” ujar mahasiswa Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya Unhas ini.
Pelaksanaan Lokakarya Tata Kelola Manajemen ini dilaksanakan atas kerjasama Tanahindie (Makassar), Rumah Saraung (Pangkajene Kepulauan), Kolektif Stereo (Nabire), Videoge (Labuan Bajo), Bumi Lestari (Parepare). Seluruh agenda ini terlaksana atas dukungan Dana Indonesiana dan LPDP.
Makassar Biennale merupakan kegiatan yang bertumpu pada kerja sama intens dalam jejaring yang dibangun Tanahindie bersama sejumlah komunitas di Indonesia Timur yang bekerja otonom, tentu membutuhkan ruang tumbuh yang besar dan sokongan dari banyak pihak agar agenda-agenda kerja Makassar Biennale dapat berkelanjutan.
Bentuk dan metode kerja dan jalinan jejaring yang terbangun hingga kini, tetap memerlukan pengelolaan yang dimutakhirkan agar menjadi agenda yang berkesinambungan, sekaligus adaptif pada segala perkembangan, baik dari segi dukungan ekosistem maupun kemampuan manajemen yang mumpuni. Lebih jauh, penguatan tim internal dibutuhkan agar MB bisa menjadi ajang yang terus berkelanjutan. (*/)