English English Indonesian Indonesian
oleh

Bulu Cindea Punya Potensi Wisata Hutan Mangrove

FAJAR, PANGKEP-Warga desa Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep diberikan edukasi literasi dan wisata. Agenda pengabdian masyarakat Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas sebagai rangkaian Dies Natalis ke-62.

Prof Dr Nurhayati Rahman, Pakar Lagaligo Unhas yang memberikan penyuluhan tentang kekuatan dari sebuah proses literasi. Ia memaparkan, masyarakat Sulawesi Selatan adalah suku bangsa yang memiliki budaya literasi yang telah mengakar lama, kita memiliki warisan kecerdasan masa lampau leluhur kita yakni naskah Lagaligo.

“Naskah yang telah diakui dunia sebagai sebuah naskah terpanjang di dunia. Sumber daya manusia yang unggul dapat dibangun melalui budaya literasi yang kuat,” katanya, Sabtu, 3 Desember.

Menurutnya, penguatan di sisi hulu harus dilakukan, agar sisi hilir budaya literasi yakni indeks literasi dan peningkatan kegemaran membaca serta akses dan kualitas layanan bisa terwujud. “Ini semua harus didukung oleh kebijakan pemerintah, kontrol yang baik dan tentunya penyedian fasilitas yang baik,” tuturnya.

Di desa-desa khususnya, mesti banyak dihadirkan ruang baca, menghadirkan fasilitas umum dan penyedian fasilitas ruang baca yang menyenangkandan buku-buku beraneka ragam.

“Warisan terbaik yang diberikan untuk anak cucu kita adalah pengetahuan dan kearifan, karena ini harta paling berguna untuk masa depannya dan akan menjadi kekuatan besar untuk memajukan bangsa kita,” ucapnya

Berbeda lagi yang disampaikan oleh Dosen S1 Pariwisata FIB Unhas, Aqilah Nurul Khaerani Latif yang berbincang-bincang dengan peserta penyuluhan tentang pengembangan desa wisata. Desa wisata merupakan bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan bermasyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.

“Hal-hal yang dapat mendatangkan orang banyak berwisata di daerah bapak dan ibu selain panorama yang indah, atraksi budaya yang mempesona, kuliner yang enak, fasilitas yang luar biasa, tempat foto-foto yang beragam dan cantik adalah penyambutan masyarakat sekitar lokasi objek wisata,” katanya.

Termasuk kata dia, keramahan dari warga, rasa aman dan nyaman dari berbagai elemen masyarakat dan pemerintah. Bagi dia, keunggulan desa Bulu Cindea ini adalah hutan mangrove, laut yang cantik.

“Potensi ini harus dikembangkan lebih jauh, penanaman mangrove digalakkan agar betul-betul menjadi hutan mangrove yang luas dan bisa dikembangkan fasilitasnya dengan baik untuk memberi kepuasan, rasa gembira kepada pengunjung,” jelasnya.

Kegiatan pengabdian ini diakhiri dengan makan siang bersama tim pengabdian dari FIB Unhas, pemerintah desa serta peserta penyuluhan di hutan mangrove bulu cindea, menikmati sajian ikan dan kepiting laut. (*/ham)

News Feed