English English Indonesian Indonesian
oleh

Bersih

Dua fenomena menarik di awal pertandingan sepak bola di Piala Dunia di Qatar yang belum pernah terjadi dalam sejarah. Fenomena pertama adalah bangkitnya kekuatan Asia ketika Arab Saudi mengalahkan La Albiceleste (Si Putih dan Biru Langit) Argentina 2-1 dan Jepang mempermalukan Der Panzer, Jerman 2-1. Fenomena  kedua  raja Arab Saudi  Mohammad bin Salman menjadikan kemenangan Arab Saudi dengan menghadiahkan hari libur nasional. Bukan hanya itu, kabarnya para pemain akan dihadiahi mobil mewah Rolls-Royce Phantom. Berbeda dengan Jepang usai menang, para suporter Jepang membersihkan sampah-sampah yang berceceran di bangku penonton Stadion Internasional Khalifa. Ketika ditanya, mengapa mereka membersihkan sampah. Mereka menjawab “Kami orang Jepang, dan kami tidak (terbiasa) meninggalkan sampah, dan kami menghormati tempat ini,”

Jika Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia punya integritas dan karakter yang menjujung tinggi nilai Islam karena melarang LGBT, seks bebas, dan alkohol hadir di tengah perhelatan akbar tersebut, maka Jepang hadir di Qatar dengan tetap membawa kebiasaan  menjaga kebersihan. Bagi orang Jepang menjaga kebersihan sudah menjadi rutinitas keseharian. Bahkan kebersihan adalah bentuk kedisiplinan dan kesalehan dalam menjalankan agama. Meski simpel, kebersihan sudah jadi tanggung jawab besar bagi semua penduduk Jepang. Sikap disiplin ini rupanya tumbuh dari agama kepercayaan yang mereka anut, Shinto. Dalam ajaran Shinto, yang berarti Jalan Para Dewa, kebersihan menjadi jantung sebagai bentuk kesalehan penganutnya. Tidak heran, pemerintah Jepang memasukkan praktik kebersihan dalam pelajaran sekolah. Selama 12 tahun pendidikan, anak-anak diberi jadwal bersih-bersih tiap hari.  Mereka tumbuh besar membawa sifat kebersihan yang mandarah daging.

Guru saya, seorang Profesor di Fak Kedokteran yang pernah belajar di Jepang mengatakan, masyarakat Jepang telah mengamalkan ajaran Islam, walaupun mereka bukan penganut Islam. Gambaran praktik Islam telah mengakar pada masyarakat Jepang. Mereka sangat sopan dengan banyak kebiasaan dan tata krama khusus. Mulai  dari cara antre kereta api yang benar, walaupun padat sekalipun, hingga bagaimana cara yang benar untuk menunduk di depan orang. Mereka juga sangat cinta damai  dengan  komunitas yang teratur, melanggengkan keharmonisan dan menjaga stabilitas sosial, adalah sesuatu yang lebih penting daripada menonjolkan  individualitas dan kebebasan.

Masyarakat Jepang juga ada yang merokok, namun mereka tidak sembarang merokok dan tidak berani melempar puntung rokok di jalan. Karena hal itu dianggap perilaku buruk dan mereka disiapkan tempat khusus merokok. Jika orang Indonesia ke Jepang, mungkin yang paling sulit mencari tempat sampah. Jika punya sampah, akan terus dibawa sampai ada tong sampah ditemukan.  Dan masih banyak lagi perilaku akhlak mereka yang islami.

Perilaku bersih-bersih orang Jepang sudah lama dipraktikkan dalam ajaran Islam.  Walaupun  sebagian masyarakat Islam tidak mampu melaksanakannya dengan baik. Banyak hadis menyebutkan betapa kebersihan adalah bagian dari iman. Artinya, orang beriman itu tidak hanya bagus ibadahnya, tetapi juga bagaimana perilakunya dalam menjaga kebersihan. Islam adalah agama yang sangat memberikan perhatian besar pada kebersihan. Hampir setiap aspek kehidupan, Islam selalu menekankan umatnya tentang pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Anjuran menjaga kebersihan disebutkan  dalam hadis, “Jagalah kebersihan seberapa kamu mampu menjaganya.  Sesungguhnya Allah ta’ala menegakkan  Islam ini atas prinsip  kebersihan dan tidak akan masuk surga kecuali setiap yang bersih.” (HR Ath-Thabrani). Wallahu a’lam

News Feed