English English Indonesian Indonesian
oleh

Menunggu Capres KIB

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) belum mengumumkan “jagoan” Capres yang akan diusung di Pilpres 2024. Kepastian ini disampaikan langsung Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Selasa 22/11/2022. Ia berharap masyarakat untuk sabar menunggu kepastian politik.

Statement politik yang disampaikan Airlangga telah menggunakan “politik gelang karet” dalam membaca situasi dukungan politik dan Ia berharap KIB yang merupakan 3 serangkai partai; Golkar, PPP, dan PAN membaca tanda-tanda kebesaran KIB dan memberikan kesempatan partai lain untuk memperkuat dukungan, sehingga menambah daya jelajah untuk merebut kursi presiden.

Otoritas partai KIB diharapkan dapat menjadi lokomotif politik dengan membuka ruang dialog dan negosiasi agar komunikasi ulang-alik dapat memengrahui partai lain untuk bersama-sama menikmati pembagian kue politik agar tujuan politik dapat tercapai. Apalagi, menunggu ketidakpastian tokoh yang akan dimajukan setiap partai bisa saja menimbulkan “kegaduhan internal partai” untuk mencari dan menentukan final tokoh sekaliber presiden.

Maka dari itu, langkah yang harus ditempuh oleh partai politik adalah menentukan strategi tepat dan cermat menentukan positioning dalam kontestasi politik. Mengapa positioning menjadi urgen dan pasti karena penentuan posisi agar dimaksudkan tidak hanya mendapatkan calon presiden yang diterima semua lapisan masyarakat, tapi juga memperhitungkan posisi tokoh juga diterima oleh rakyat sebagai pemilih suara.

Diprediksikan, Airlangga sebagai pemimpin partai yang sangat berpengalaman menghadapi persaingan politik. Tentu mempunyai ketajaman membaca arah angin yang benar, sehingga tidah salah langkah. Kalau belajar pengalaman politik Jokowi yang diusung oleh PDIP yang sebelumnya menjabat Wali Kota Solo dan Gubernur Jakarta, karena sosok Jokowi mempunyai kekuatan positioning yang cukup signifikan untuk melawan Prabowo saat itu. Bahkan Jokowi dengan branding personal yang humanis itu menjadi modal utama menaikkan Jokowi dan wakilnya dua periode menduduki kursi presiden.

Kematangan politik dimiliki partai politik dapat berbanding lurus dengan menunggu “kawan baru” untuk mendapatkan dukungan politik, sehingga diharapkan keluar sebagai pemenang. Signifikansi persaingan politik yang ada di depan mata kita, tentu Partai Nasdem yang sudah men”jago”kan Anies Baswedan usungan partainya, disamping itu tokoh Anies dari segi Kapabilitas dan Kapasitas untuk sementara ini mempunyai keunggulan yang patut diperhitungkan.

Persaingan politik merupakan “Hukum Besi” yang harus ditempuh menggapai kekuasaan kursi presiden. Pemenang dalam kontestasi politik di Pilpres hanya satu tokoh. Jadi wajar, kelompok partai berkabung dalam KIB perlu memperhitungkan dengan matang dan kalkulasi jitu, sehingga apa dilakukan Airlangga belum juga mengumumkan Capresnya dengan alasan positioning masih belum mendapatkan dukungan dari luar KIB. Dan, lebih penting lagi, apakah Airlangga masih mempunyai “keberanian besar” untuk segera menetapkan Capresnya.

Panggung politik tidak bisa melepaskan diri dari persaingan. Semoga saja kelompok KIB tidak terlambat mengambil keputusan, sehingga momen untuk meraih kemenangan akan tergerus akibat menunggu partai lain untuk bergabung? Mengapa tidak?

News Feed