English English Indonesian Indonesian
oleh

Euforia Piala Dunia

OLEH: Bahri, Dosen UNM

Ini bersejarah, untuk pertama kalinya ajang olahraga terfavorit di jagad raya dipentaskan di Jazirah Arab, kick of telah dimulai 20 November hingga 18 Desember 2022.

Qatar telah bersolek menyambut perhelatan 4 tahunan ini, menjadi perhatian jutaan pasang mata pencinta bola dari berbagai penjuru dunia. Qatar sebelum ditemukan berbagai lahan minyak hanya negara yang “berselimut debu”, kini menjadi negara minyak terbesar di Jazirah Arab dan Dunia. Sepak bola berdampak, Qatar menjadi kekuatan sepak Bola Asia. Kemampuan finansial klub-klub Qatar ditopang uang tidak berseri dari taipan minyak menjadi tempat meniti karier para pemain top dunia, seperti Santi Cazorla eks Arsenal, Javi Martinez eks Bayern Munchen dan Real Madrid.

Kehadiran 32 kontestan di Qatar memberikan sajian olahraga berkelas, pelatih menjadi sutradaranya, pemain menjadi aktornya, penonton menjadi penikmatnya. Piala dunia Qatar termewah sepanjang pagelaran event ini, biaya USD 220 miliar atau setara dengan Rp3,4 ribu triliun jumlahnya lebih tinggi dari rencana APBN Indonesia tahun 2023 hanya Rp2.463 triliun. Fasilitas ekslusif siap memanjakan, seperti kereta cepat Metro Doha tanpa pengemudi yang tidak berbayar. Di Indonesia kita hanya menjadi saksi maya dari euforia ini.

Di balik gemerlapnya piala dunia Qatar 2022, beberapa negara langganan event ini tidak berpartisipasi, Kolombia tidak lolos karena hanya mampu finis  di posisi ke-6 di zona Comnebol. Rusia karena konflik politik harus menjadi penonton meskipun dibabak kualifikasi tampil menawan. Chili pun tidak bernasib lebih baik, sebagai kekuatan klasik zona Comnebol gagal setelah hanya menempati urutan ke-7. Nigeria, the eagels perkasa dibabak kualifikasi, namun dalam penentuan perebutan tiket kalah agregat dari Ghana. Tim bertabur bintang dihuni pemain-pemain yang merumput di liga top dunia, Pantai Gading kembali tidak berlaga mengulangi kegagalannya 2018. Mesir pun demikian, Mohammad Salah dkk gagal mendapatkan satu slot setelah dihempaskan Senegal di play off. Gli Azzuri Italia pemegang 4 titel piala dunia dan juara Euro 2020 diluar dugaan dikalahkan oleh tim semenjana Makedonia pada additional time play of zona Eropa.

Pemain top dunia pun banyak yang tidak dapat berlaga di piala dunia Qatar, ada tidak lolos, cedera ataupun tidak mampu bersaing memperebutkan satu posisi pada timnya. Jadon Sancho, eks Dortmund yang ditebus harga selangit Manchaster United 2001 tidak mampu bersaing memperbutkan satu posisi di tim tree lions. Roberto Firminho harus tersingkir dari Tim Samba, cukup produktif dimusim ini di Liverpool, namun Tite lebih mempercayakan Ricardlison sebagai salah satu daya gedor Brazil. La Roja Spanyol tidak memanggil De Gea, mememiliki penurunan performa dibeberapa musim terakhir. Mega bintang Manchaster City, Erling Haaland tidak mampu membawa negaranya ke Qatar beradu tajam pemain-pemain muda lainnya seperti Bakayo Saka, Jude Bilingham milik Inggris, Pedri dikubu Spanyol, Camavinga milik Prancis, Jamal Musiala milik Jerman, Julian Alvarez milik Argentina, Rodrygi dan Vinicius bersama Brazil.

Piala dunia Qatar akan menasbihkan siapakah yang terbaik, apakah tetap direngkuh oleh 2 kutub sepak bola dunia, Eropa dan Ameriaka Selatan. Brazil, Argentina dan Uruguay wakil Amerika Selatan yang pernah duduk disinggasana juara. Sementara Kutub Eropa menempatkan Italia, Jerman, Inggris, Prancis dan Spanyol yang pernah mengangkat mahakarya dari pematung Italia Silviao Gazzaniga. Meskipun berat, namun bukan tidak mungkin dalam sepak bola, Asia dan Afrika patut diperhitungkan pada edisi 2022 ini.

Pemain-pemain Asia dan Afrika yang berlaga di kompetisi elite Eropa menjadi indikator bahwa secara kualitas memiliki kesepadanan dengan pemain Eropa dan Amerika Selatan. Senegal, Ghana, Maroko, Tunisia, dan Kamerun menjadi perwakilan Afrika. Kamerun adalah negara Afrika tersukses di piala dunia menembus perempat final edisi 1990. Asia lebih baik, Korea Selatan menembus hingga semifinal pada edisi 2022 setelah menjungkalkan Italia diperdelapan final dan membekuk Spanyol diperempat final, namun harus terhenti perjalanannya setelah dikandaskan tim Eropa lainnya, Jerman disemifinal. Korea Selatan bersama Jepang, Arab Saudi, Australia, Iran dan Qatar mewakili Asia berpeluang untuk melangkah jauh, seperti yang pernah ditorehkan tahun 2022 oleh Korea Selatan ataukah mampu menjadi terbaik sejagad dan mematahkan dominasi Eropa dan Amerika Selatan. Sayang negeri tercinta Indonesia tidak pernah lagi menjadi perwakilan Asia dalam perhelatan tersebut, setelah terakhir berpartisipasi 1938 ketika masih bernama Hindia Belanda. (*)

News Feed