English English Indonesian Indonesian
oleh

Fakta-fakta Mahasiswi FIB Unhas Ditemukan Tergantung di Rumah Kosong

FAJAR, MAKASSAR-Seorang perempuan ditemukan tergantung di rumah kosong Jalan Biring Romang, Kel. Kapasa Kec. Tamalanrea, Makassar, Senin, 14 November 2022, dini hari. Polisi duga, korban bunuh diri.

Korban diketahui bernama Febriani Remak (19). Ia merupakan mahasiswa Program Studi Bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas. Masih mahasiswa baru angkatan 2022. Kelahiran Buntu, 21 November 2003.

Korban pertama kali ditemukan, Wesly, Ricenda, dan Alfin. Mereka masih kerabat. Saat itu, Wesly (18) baru saja pulang ke rumahnya. Yah, Wesly dan Febriani tinggal bersama. Mereka masih bersepupu.

Panik, saat pulang ke rumah, ia tak menemukan sepupunya, Febriani Remak di rumahnya, Minggu, 13 November. Waktu itu masih pukul 19.20 WITA, ia curiga karena Febriani tidak ada, sementara kunci pagar dan rumahnya ditemukan di atas kursi depan rumah.

Ia pun mencari korban. Ia pun menghubungi teman-teman kuliah Febriani untuk menanyakan keberadaan korban, namun temannya tidak ada yang mengetahui karena Febriani tidak ikut berkegiatan di kampus. Ia sakit. Pulang lebih awal.

Wesly pun mengajak Ricenda (24) untuk datang. Sementara Ricenda mengajak rekannya, Alfin. Saat berkumpul, mereka memutuskan untuk mencari Febriani ke sekitaran rumah. Hingga akhirnya, pencarian itu ke sebuah rumah kosong. Letaknya berada di belakang rumah.

Saat masuk ke rumah kosong tersebut, mereka menemukan sendal milik Febriani di dalam. Kemudian, itu setelah beberapa jam mencari, sekitar pukul 01.00 Wita dini hari, Senin, 14 November, Febriani ditemukan. Posisi tergantung di dalam toilet.

Mengeluh Banyak Tugas

Kapolsek Tamalanrea, Kompol Saharuddin, memastikan bahwa korban tewas akibat gantung diri. Jasadnya kemudian ditemukan oleh rekan-rekannya yang merupakan keluarga korban di sebuah rumah kosong tepat di belakang rumah korban. “Iya gantung diri,” ujarnya dikonfirmasi, Senin, 14 November.

Lebih lanjut dia, menurut pengakuan saksi lelaki Wesly (18) yang juga merupakan kerabat korban, beberapa hari sebelumnya korban sering mengeluh banyaknya tugas kampus dan pengaderan yang harus diikuti oleh korban.

“Menurut pengakuan saksi, beberapa hari sebelumnya korban sering mengeluh banyaknya tugas kampus dan pengaderan yang harus diikuti oleh korban,” jelasnya.

Tiga Orang yang Mencari

Ricenda bercerita, saat itu ia datang bersama dengan lelaki Alfin, rekannya, karena dihubungi Wesly untuk dibantu mencari korban.

Begitu datang, mereka bertiga langsung berinisiatif mencari korban ke rumah kosong yang ada di belakang. Inisiatif itu datang, karena seluruh barang-barang korban masih berada di rumahnya.

“Karena ada semua ji barang-barangnya jadi saya bilang kalau dia ini tidak jauh ji dari rumah, makanya kita bertiga inisiatif ke belakang,” ujarnya kepada FAJAR, Senin, 14 November.

Saat masuk ke rumah kosong tersebut, mereka menemukan sendal milik korban di dalam. Kemudian setelah beberapa jam mencari, sekitar pukul 01.00 Wita, korban akhirnya ditemukan tergantung di dalam toilet.

“Temanku dua orang (Wesly sama Alfin) lihat duluan, dia bilang ada ji ini anak di dalam toilet, pakai baju merah, tapi diam kayak kesurupan berdiri. Tapi tidak ditahu pi bilang meninggal, nanti setelah dipanggil-pangil warga untuk bantu baru di tahu kalau gantung diri,” tukasnya.

Menurut Ricenda, sepengetahuannya korban sama sekali tidak ada masalah hidup. Hanya saja, beberapa hari sebelumnya memang sempat mengeluh sakit akibat terlalu banyak beraktivitas di kampus sebelum kejadian, Senin, 14 November, dini hari.

Mengaku Sakit

Ricenda juga mengatakan, kalau korban merupakan mahasiswa baru semester 1 di  Fakultas Ilmu Budaya Unhas. Beberapa hari-hari belakangan memang lagi sibuk-sibuknya mengurus masalah perkuliahan sampai pada akhirnya mengaku sakit.

Makanya sehari sebelumnya, ia sempat dirawat oleh Wesly secara mandiri. Dia bahkan sempat memesan untuk dibelikan kapurung oleh Wesly untuk ia makan.

“Tidak ada ji masalah, cuman dia (Wesly) bilang kalau itu anak (korban) lagi sakit, kurang tahu sakit apa, tapi nda nafsu makan,” ujarnya.

“Makanya sempat waktu Sabtu malam itu dia suruh beli kapurung, sempat dia makan juga, terus Minggu paginya sempat ji juga dia makan,” sambungnya.

Tinggal Menumpang Berdua

Ricenda mengungkapkan, korban selama ini tinggal di sana menumpang bersama dengan Wesly. Rumah tersebut adalah milik keluarganya. Antara korban dan Wesly masih merupakan kerabat dekat atau sepupu.

Pada waktu kejadian pun Wesly sempat keluar rumah, sehingga dia tidak mengetahui persis ke mana korban pergi. Hingga akhirnya ditemukan tewas dalam keadaan tergantung di sebuah rumah kosong.

Mulut Terbungkus Handuk Cokelat

Meski dipastikan polisi bahwa itu adalah peristiwa gantung diri, namun ada beberapa kejanggalan yang diperlihatkan dalam foto-foto korban yang beredar di media sosial.

Jasad korban ditemukan dalam posisi gantung diri. Mulutnya terbungkus kain handuk cokelat. Kemudian, kakinya hanya tampak cukup sedikit menampak di lantai.

Hal itulah sedikit ganjal menurut saksi Ricenda. Terlebih, korban dikatakan tidak punya masalah besar.

Kanit Reskrim Polsek Tamalanrea, Iptu Nurtjahyana mengatakan, pihaknya tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan di jasad korban. Sehingga sementara ini dugaan adanya tindak pidana tidak ditemukan.

“Dugaan memang gantung diri, karena tidak ditemukan luka kekerasan. Kalau mulutnya yang dia sumbat, kita duga karena korban tidak mau kedengaran suaranya,” bebernya.

Masih Terlihat Pukul 22.00 WITA

Kanit Reskrim Polsek Tamalanrea, Iptu Nurtjahyana juga menyebutkan, beberapa saksi yang merupakan tetangga korban juga sempat melihat korban keluar dari rumahnya sekitar pukul 22.00 WITA. Ia terlihat membawa senter, dan mengarahkan senternya ke rumah kosong. “Dari itu kita duga kalau korban memang sengaja cari tempat untuk gantung diri,” ucapnya.

Ditambah lagi, kata dia, menurut kerabatnya kalau korban selama ini banyak mengeluh soal tugas kuliahnya yang menumpuk. “Jadi dugaan tertekan ini memang ada. Karena saksi kerabatnya bilang kalau korban sering mengeluhkan tugas kuliahnya banyak,” jelasnya. (abdul majid/*)

News Feed