English English Indonesian Indonesian
oleh

Kedelai Transgenik

Ribut- ribut di media massa tentang rencana pemerintah impor benih kedelai transgenik, mengingatkan masa lalu tentang benih  kapas transgenik. Dampak keributan masa lalu tersebut membuat PT. Mosanto penghasil benih kapas transgenik batal kerja sama dengan pemerintah, sehingga di Sulawesi Selatan daerah penghasil kapas hilang tidak ada lagi petani kapas. Haruskah hal itu terjadi lagi di Indonesia. Sedangkan masyarakat sangat butuh produk kedelai. Ingat kedelai ingat akan tahu, tempe, susu kedelai dan kacang kedelai dan banyak lagi. Masyarakat butuh protein untuk mencegah stunting dan mencegah kebodohan pada anak-anak calon generasi masa depan kita semua.

Tujuan pemerintah mengimpor benih transgenik untuk meningkatkan  produksi. Data menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sangat menyukai bahan pangan yang terbuat dari kedelai, karena kedelai mengandung antioksidan, mengurangi risiko penyakit  jantung, mencegah penyakit kanker, membalikkan efek endometriosis, mencegah osteoporosis, mengatasi gejala menopause, memberi gejala baik untuk diabetes dan ginjal, mencegah demensia.

Apakah itu demensia adalah gejala pikun. Kadang kadang ada mitos mengatakan jangan makan kacang kedelai atau susu kedelai bisa asam urat, kolesterol. Justru kacang kedelai bisa meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kolesterol jahat (LDL).

Alasan tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat Indonesia semakin tinggi, tetapi ternyata Kementerian Pertanian menyatakan bahwa produk kedelai dari dalam negeri mengalami penurunan. Produk tahun lalu yaitu 632,3 ribu ton turun menjadi  613,3 ribu ton. Diperkirakan penurunan ini akan terus terjadi sampai tahun 2024. Penurunan ini disebabkan banyak faktor antara lain luas lahan tanaman kedelai semakin berkurang, anomali iklim, kurang optimumnya sarana produksi terutama pupuk dan adanya serangan Organisme Pengganggu Tanaman (Hama dan Penyakit Tanaman).  Untuk menekan atau mengembalikan luasan lahan menjadi lebih luas adalah sesuatu yang tak mudah karena membutuhkan kerja keras dari pemerintah dan petani itu sendiri agar  sadar sendiri bahwa dengan menanam kedelai akan banyak keuntungan dan manfaat bagi masyarakat Indonesia.

Hal yang bisa dilakukan oleh petani untuk meningkatkan produksi kedelai adalah melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit tanaman.

Sejak benih kedelai mulai ditanam  sampai pasca panen banyak sekali Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Selama ini petani melakukan pemupukan dan pengendalian OPT dengan menggunakan senyawa kimia. Penggunaan senyawa kimia sangat membantu kesuburan dan pertumbuhan yang optimum bagi tanaman kedelai tetapi residu yang ditinggalkan  di tanah, air, udara dan pada produk kedelai sangat berbahaya bagi petani dan masyarakat yang mengonsumsi .

Oleh sebab itu, jika solusi pemerintah untuk meningkatkan produksi kedelai di lahan yang semakin sempit itu dengan cara melakukan impor benih kedelai transgenik  mungkin merupakan upaya yang lebih baik. Tanaman transgenik terdefenisikan  menurut wikipedia adalah  tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing dari spesies tanaman yang berbedaatau makhluk hidup lainnya. Tanaman transgenik memiliki beberapa kelebihan yaitu dapat meningkatkan hasil atau produk, dapat mengurangi penggunaan pestisida atau herbisida, dapat meningkatkan kualitas bahan makanan, mampu mencegah penyakit tanaman dan serangan hama.

Lalu kalau melihat kelebihan dari benih transgenik di atas bukankah sesuatu yang menjanjikan bagi petani. Hanya memang disadari bahwa ketergantungan akan benih transgenik itu akan terjadi karena petani tidak dapat lagi menghasilkan benih sendiri. (*) 

News Feed