English English Indonesian Indonesian
oleh

TKU Wakili Unhas ke Festamasio Banten, Wacana Teaternya: Ujian Pemimpin Bawa Kelompoknya Keluar dari Krisis

FAJAR, MAKASSAR-Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Kampus Unhas (TKU) menjadi perwakilan Universitas Hasanuddin (Unhas) ke ajang Festival Teater Mahasiswa Nasional (Festamasio) 10 Banten. Event nasional teater dua tahun sekali ini diselenggarakan UKM Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten, pada 7-13 November 2022.

Ada sepuluh pementas yang akan menyajikan pertunjukan teater pada ajang festival teater yang sudah diselenggarakan sejak tahun 2001 di Teater Yupa Universitas Mulawarman (Unmul), Samarinda itu. UKM TKU salah satunya.

TKU mementaskan naskah “Gaung”. Naskah itu ditulis Annisa –merupakan mantan Ketua TKU yang juga mahasiswa Sastra Indonesia. Naskah itu disutradarai Wilianti Eka Putri –mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian.

Pemimpin Produksi TKU, Maisyarah Djamade menjelaskan, untuk lolos ke Festamasio itu melalui proses seleksi yang ketat. Tim melakukan pengambilan gambar teater secara utuh, kemudian diseleksi secara nasional oleh juri yang ditunjuk panitia. Video ini diunggah di kanal YouTube lembaga masing-masing dengan batas kurasi 7 Oktober.

Adapun jurinya dari sutradara-sutradara teater yaitu, Dendi Madiya, Bambang Prihadi, dan RA Yopi Hendrawan Utoyo. Akhirnya pengumuman pada 10 Oktober, TKU dinyatakan lolos.

“Kami berproses dari awal, membuat naskah sendiri dan mengambil gambar. Proses ini sudah berjalan tiga bulan. Itu mulai dari penggarapan naskah hingga proses casting dan latihan,” ujar mahasiswa Jurusan Biologi, Fakultas Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) ini.

Mahasiswa angkatan 2021 ini menyebutkan, dalam proses latihan penggarapan naskah beberapa kali melakukan perbaikan. Termasuk perubahan serta penambahan pemain. “Inilah proses. Kami berharap dalam penggarapan ini semoga orang yang menonton pertunjukkan GAUNG ini dapat mengambil hal positif,” jelas perempuan yang menjadi aktris utama pada pertunjukan “Dalih” di FTMI Bone, Juni lalu.

Sutradara “Gaung” Wilianti mengatakan, keikutsertaan TKU di Festamasio sebagai upaya menjaga ekosistem kesenian teater kampus secara nasional. Apalagi, TKU pernah menjadi penyelenggara Festamasio ke-2 pada tahun 2003.

Keterlibatan Wily –sapaannya, pada garapan “Gaung” yang kedua untuk ajang Festamasio. Saat Festamasio ke-9 Teater Sisi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan tahun 2019, Wily hanya sebagai aktor di teater “Orang-orang Pendek”.

“Jadi proses yang cukup panjang menjadi sutradara, dari aktor ke asisten sutradara ‘Dalih’, lalu garapan ‘Gaung’ untuk tahun ini,” tuturnya.

Teater “Gaung” penuh adegan simbolik. Zaman krisis ekologi –hujan tak kunjung turun dan kekeringan yang berkepanjangan. Orang-orang yang putus asa berharap jalan keluar. Di tengah kondisi itu, kepemimpinan yang diuji. Masalah yang dihadapi suatu kelompok itu tak kunjung mendapatkan penyelesaian, meskipun terjadi pergantian pemimpin.

Pemimpin pertama rela meletakkan jabatan, jika ada pemimpin yang bisa menyelesaikan masalah yang mendera. Namun, bukan pemimpin sebenarnya yang didapatkan, justru pemimpin yang terpilih hanya memperdayai kelompok itu.

Krisis tak berlalu. Orang-orang mulai panik –gemetaran dan menggaruk-garuk tumbuhnya karena serangan wabah. Yang pada akhirnya, kelompok tidak bisa keluar dari masalah yang dialami.

“Pimpinan baru datang dengan membawa harapan, tetapi diperoleh dengan politisasi untuk menggulingkan sebelumnya. Jabatan dikejar dan diperoleh, namun masalah tidak selesai. Pada akhirnya kawanan terkatung-katung,” ungkapnya.

Bagi Wily, dua makna yang bisa dilihat. Pertama, pemimpin bukanlah soal cara meraih kekuasaan, tetapi pemimpin yang hadir di tengah kelompok dan punya kematangan berpikir, serta visi yang jelas untuk membawa perubahan di kelompoknya.

Kedua, masalah krisis ekologi yang dialami itu, tak bisa melihat zaman krisis itu terjadi. Akan tetapi harus menarik ke zaman-zaman sebelumnya. Apakah kebijakan-kebijakan pemimpin yang dahulu sangat ramah dan pro terhadap lingkungan?

“Jangan sampai kita berpikir krisis yang berkepanjangan itu baru kita sadari setelah semuanya sudah habis,” tuturnya.

Sebelumnya TKU melaksanakan uji coba pertunjukan di Gedung Pertemuan Alumni Unhas, Minggu, 30 Oktober malam, pukul 20.30 Wita. Pentas itu juga dihadiri sejumlah warga TKU. Hadir pula Salahuddin Alam yang merupakan Direktur Eksekutif PP IKA Unhas dan Anno Suparno dari Kabar IKA dan wartawan senior, serta senior TKU, Saharuddin Ridwan.

Naskah “Gaung” akan kembali dipentaskan Selasa, 1 November pukul 16.00 WITA di Gedung Pertemuan Alumni Unhas. Pentas dengan penonton terbatas. Ketua UKM TKU, Rezky Ramadhan Rusdi mengatakan, pelepasan itu diundang UKM-UKM se Unhas dan pejabat kampus. “Kami berharap bisa dilepas oleh Rektor Unhas atau WR Bidang Kemahasiswaan,” jelasnya. (*/ham)

News Feed