English English Indonesian Indonesian
oleh

Distribusi Pemikiran, Kader Muhammadiyah Mesti Masuk Politik

FAJAR, MAKASSAR-Kader Muhammadiyah di Sulsel meminta agar kader-kader Muhammadiyah tak alergi berpolitik. Hal itu merespons adanya Seminar dan Konsolidasi Ideologi Politik Muhammadiyah Sulawesi Selatan yang dihelat pada 26-28 Oktober di Makassar.

Anggota DPRD Sulsel Syaharuddin Alrif, yang juga merupakan kader dari Muhammadiyah menganggap Muhammadiyah tidak bisa berbuat apa-apa jika tidak masuk dalam sistem. Ia menganggap, kader Muhammadiyah seharusnya terlibat dalam partai untuk memberikan pemikiran-pemikiran yang ada dalam Muhammadiyah itu sendiri.

“Kader tidak boleh alergi politik, kita harus fokus dan membesarkan Muhammadiyah melalui tahapan-tahapan yang disepakati oleh Muhammadiyah,” jelasnya.

Anggota DPRD Sulsel Usman Lonta, yang juga merupakan kader Muhammadiyah meminta agar Muhammadiyah membina satu partai politik sebagai distribusi melalui pemikiran-pemikiran yang ada pada Muhammadiyah.

“Seharusnya kita mendirikan satu partai yang sepenuhnya dikendalikan oleh Muhammadiyah sebagai kontribusi kita kepada masyarakat dalam melakukan perubahan,” ucapnya.

Ia menganggap, hadirnya partai yang didirikan oleh Muhammadiyah nantinya akan menjadi suatu gerakan yang mampu mendongkrak kebijakan-kebijakan yang sama sekali tidak pro terhadap rakyat.

“Jadi kita perlu satu wadah yang ikut berpartisipasi dalam dunia pemerintahan untuk menolak seluruh kebijakan yang melanggengkan kezaliman di negara kita ini,” terangnya.

Menurutnya, Muhammadiyah ini diibaratkan sebagai wadah yang memiliki air yang sangat bersih, namun tidak memiliki saluran untuk mendistribusikan air tersebut untuk dinikmati oleh para masyarakat.

Sehingga kata dia, perlu adanya wadah khusus seperti partai politik untuk menjadi tempat dalam menyumbangkan pemikiran-pemikiran yang akan dirasakan langsung oleh masyarakat.

Wakil Ketua MPK PP Muhammadiyah Asep Purnama Bahtiar berharap kepada seluruh kader yang terjun di dunia politik harus memiliki bekal banyak agar tidak tetap melanggar muruah Muhammadiyah.

“Terlibat dalam parpol, berarti harus memahami Muhammadiyah dulu secara ide dan gagasan yang menjadi dasar dalam Muhammadiyah,” imbuhnya kepada kader Muhammadiyah sebelumnya. (opi/*)

News Feed