FAJAR, JAKARTA-Indonesia mengirim bantuan kemanusiaan ke Pakistan. Pemerintah Republik Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana RI melepas bantuan kemanusiaan itu, Senin, 26 September.
Hal tersebut diapresiasi Komisi VIII DPR RI. Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi mengatakan, sejumlah alasan mengapa bantuan ini sangat diapresiasi. Kahfi melihat, hal ini alasan kemanusiaan. Apalagi, pada sila kedua Pancasila meneguhkan bahwa salah satu ruh bangsa Indonesia adalah kemanusiaan. Spirit kemanusiaan bersifat kosmopolitan tidak mengenal batas-batas negara – bangsa.
“Kami berharap bantuan BNPB bukan sekadar bersifat temporal dan bantuan fisik semata. Jika perlu, kirimkan relawan yang juga terlibat dalam rehabilitasi psiko-sosial,” ujarnya.
Menurut Ketua DPW PAN Sulsel ini, secara kultural, Indonesia dan Pakistan sama-sama berpenduduk mayoritas muslim. Tentu, umat Islam sedunia memiliki hubungan ukhuwah Islamiyah. Duka muslim Pakistan, juga duka muslim di Indonesia.
“Juga ada alasan Historis, Indonesia -Pakistan memiliki hubungan historis yang panjang. Salah satunya Bapak Pendiri Pakistan Muhammad Ali Jinnah pernah mengirim sekitar 600 tentara, membantu pasukan RI melawan agresi Belanda. Indonesia juga pernah membantu Pakistan saat berperang melawan India,” ungkap legislator asal Sulsel ini.
Selain itu, kata Kahfi, alasan Hubungan Internasional, dengan terlibat memberikan bantuan, Indonesia secara tidak langsung, merupakan ‘investasi’ jangka panjang, menjaga relasi internasional. “Tentu bukan hanya dengan Pakistan, tetapi dengan berbagai negara di dunia,” paparnya.
Seperti diketahui, bantuan yang disalurkan Pemerintah Indonesia merupakan bantuan logistik berupa uang tunai USD 1 Juta dan peralatan yang secara darurat mampu membantu warga Pakistan, seperti tenda pengungsi, lampu air garam, tikar, matras, selimut, baju anak, baju dewasa, kantong tidur, kelambu, peralatan obat-obatan, tes antigen, peralatan kebersihan dan genset 2 Kilo Volt Ampere (*/ham)
