English English Indonesian Indonesian
oleh

Peka!

Bunuh diri merupakan fenomena. Masalah yang dialami di seluruh negara. Kondisinya sangat memiriskan. Bahkan sudah di level mengkhawatirkan. Karena itu, penting untuk menjadi atensi bersama.

Belum lama ini atau masih di bulan ini, tepatnya 10 September lalu, diperingati sebagai hari pencegahan bunuh diri. Peringatan ini merupakan sinyalemen para aktivis bersama WHO untuk menekan angka kasus bunuh diri.

Berdasarkan data Emotional Health for All Foundation (EHFA) bekerja sama WHO, persentase kasus bunuh diri adalah 77 persen terjadi di negara berpendapatan rendah dan menengah. Indonesia salah satunya.

Agar lebih jelas, EHFA sempat merilis riset bahwa provinsi dengan kejadian bunuh diri tertinggi ditemukan di Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali, Maluku Utara dan Kepulauan Riau. Adapun provinsi dengan tingkat upaya bunuh diri tertinggi banyak ditemukan di Sulawesi Barat, Gorontalo, Bengkulu, Sulawesi Utara, dan Kepulauan Riau.

Hanya saja, angka kasus yang dirilis ini ibarat fenomena gunung es. Di mana, ada banyak kasus bunuh diri tidak dilaporkan. Ada banyak faktor. Termasuk aib keluarga dan lainnya. Betapa tidak. Rerata bunuh diri dipicu, masalah keluarga, masalah keuangan, dan kesepian.

Kasus bunuh diri di Kabupaten Pinrang adalah salah satunya. Seorang ibu, terlebih dahulu membunuh anaknya lalu bunuh diri. Ibu muda itu terlanjur malu. Malu karena tidak mampu memenuhi janji membayar utang.

Apabila dicermati lebih jauh, kasus bunuh diri sebenarnya bisa ditekan apabila ada kepekaan dari keluarga terdekat. Termasuk tetangga dan ketua-ketua RT dan RW. Mereka harus pandai-pandai melihat psikologis kerabatnya. Apabila ada hal aneh, sebaiknya didekati.

Tolong menolong mutlak dilakukan. Apalagi, dalam sebuah keluarga. Dibutuhkan kepekaan. Sebab, tidak selamanya seseorang hidup dengan kesenangan. Roda kehidupan berputar. Terlebih lagi masa sekarang ini.

Saat ini, kebanyakan orang harus kerja ekstra keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Ekonomi sedang lesu. Ditambah, harga bahan bakar minyak yang ikut-ikutan naik. Masyarakat pun kian tercekik. Beban keuangan mereka bertambah.

Seharusnya bantuan langsung tunai dan lainnya yang direncanakan pemerintah sudah tetsalur maksimal. Agar beban keuangan masyarakat diringankan. Apalagi, sejauh ini belum ada strategi khusus dari pemerintah untuk menekan angka kasus bunuh diri.

Peran pemerintah jelas sangat dibutuhkan. Pemerintah harus hadir di tengah-tengah masyarakat. Program yang pro masyarakat harus tepat sasaran. Harus peka. Tidak boleh menghindar, apalagi menambah utang. Fokus memulihkan ekonomi. Selamat bekerja. (_)

News Feed