English English Indonesian Indonesian
oleh

Kartel Partai atau Tiga Paslon

Anies-Ganjar Bisa Terjegal

MAKASSAR, FAJAR-Pilpres diarahkan minim paslon. Ada indikasi penjegalan dengan upaya kartel partai.

BELAKANGAN ini, paket Anies R Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (Anies-AHY) makin mencuat. Paket ini potensial diusung koalisi Nasdem, Demokrat, dan PKS.

Ketiga partai ini memang tak menampik bahwa mereka sedang intens melakukan komunikasi untuk menjalin koalisi. Termasuk soal skenario paket Anies-AHY.

Di lain sisi, isu paket Prabowo Subianto-Puan Maharani dengan koalisi PDIP, Gerindra, dan PKB juga mencuat. Terakhir paket Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB): Golkar, PAN, dan PPP.

Jika ini terjadi, hanya ada tiga pasangan calon presiden 2024. “Persaingannya juga akan sangat ketat. Cukup berimbang untuk diikuti perkembangannya,” kata analis politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Andi Ali Armunanto, Senin, 19 September.

Hanya, isu ini masih sangat dinamis dan abu-abu. Berkembang pula isu bahwa ada upaya pihak tertentu untuk melakukan kartel partai untuk menjegal Anies dan Ganjar.

Ada isu bahwa ada upaya PDIP untuk memborong partai, agar Anies dan Ganjar ini tidak memiliki perahu untuk maju. Hal itu tergambar safari politik Puan ke sejumlah tokoh seperti Surya Paloh dan Prabowo Subianto.

Sehingga, isu Nasdem koalisi dengan Demokrat dan PKS itu masih sangat abu-abu. Pasalnya, di berbagai pertemuan Surya Paloh juga pernah menyebut mendukung beberapa figur.

“Surya Paloh ke Prabowo, kan, ngomongnya juga gitu: mendukung maju. Jadi foto beredar pertemuan Anies, AHY, Surya Paloh, dan Pak JK (Jusuf Kalla) itu belum jelas juga,” katanya.

Jika kartel ini terjadi, Anies bisa batal maju. Sebab, walaupun PKS dan Demokrat berkoalisi, tetap tidak bisa mengusung karena tidak memenuhi syarat jumlah kursi.

Terkait potensi, jika paket itu jadi, akan sangat kuat. Saat ini, sosok Anies memang sangat diburu oleh tokoh-tokoh pemilik partai yang ingin maju, tetapi tidak punya cukup elektabilitas.

Seperti AHY yang juga Ketua Umum Partai Demokrat melihat bahwa Anies itu tidak satu kubu dengan pemerintahan sekarang.

“Jadi memang dengan kehadiran Anies itu akan memberi kekuatan kepada Partai Demokrat sendiri dan itu juga akan berimbas positif pada perolehan suara partai,” katanya.

Jadi bukan hanya pada suara Pileg, tetapi juga suara Pilpres. Karena tentu simpatisan Anies juga tentu akan terdorong untuk berafiliasi ke Demokrat.

Di sisi lain, Demokrat juga harus mencari koalisi supaya bisa mencalonkan AHY. Yang paling dekat untuk bisa diajak adalah PKS.

Mengajak Jusuf Kalla alias JK juga punya konsiderasi. JK memang tokoh yang punya kekuatan jaringan politik. Hanya saja, sekarang ini beberapa partai politik yang pernah dikendalikan JK sudah agak susah dikendalikan.

Golkar, misalnya. Juga PPP. Suharso Monoarfa sudah dipecat dan diganti orang lain sebagai Ketua Umum PPP. Sehingga walaupun didukung JK dengan jaringan politik yang cukup luas, yakin tidak bisa memberikan tambahan partai.

Di sisi bisnis, jaringan informal seperti organisasi-organisasi itu tetap memberi kekuatan. “Tetapi untuk partai, grade Pak JK agak lemah sekarang,” jelas Ali.

Langkah Demokrat

Ketua DPD Demokrat Sulsel Ni’matullah mengatakan sesuai hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas), memang mendorong AHY sebagai satu-satunya calon dari Demokrat untuk maju di Pilpres.
“Tentang 01 atau 02, diserahkan sepenuhnya kepada majelis tinggi partai dan DPP untuk meramu dan mengkaji peluangnya,” katanya.

Terkait paket Anies, Ni’matullah mengatakan sangat menyambut baik dan sangat bagus.
“Apalagi tagline kami yang diinisiasi di Rapimnas adalah ‘Bersama rakyat untuk perubahan dan perbaikan’,” ujar Wakil Ketua DPRD Sulsel itu.

Artinya, posisi di Demokrat jelas, mau berubah dan tidak bersama rezim yang berkuasa sekarang. “Termasuk isu koalisi, Demokrat terus intens dengan PKS dan Nasdem. Termasuk partai lainnya,” katanya.

Respons PKS

Ketua DPW PKS Sulsel Amri Arsyid juga mengatakan saat ini DPP PKS dengan tim khusus terus intens membahas koalisi. Sejauh ini diakui masih dinamis.

Akan tetapi, dia mengakui bahwa pembahasan mengarah ke Anies-AHY itu memang ada di PKS. “Memang betul PKS ada mengarah ke situ. Kita semakin mengerucut. Tapi, kita belum menetapkan apa-apa. Baik koalisi dan capres,” jelansya.

Untuk hubungan PKS dan Anies, punya histori di Jakarta. Hanya saja saat ini berbeda karena konteks Indonesia. Bukan lagi level provinsi.

“Jadi kita butuh komitmen Pak Anies ke depan untuk mengakomodir semua kalangan,” ucapnya.

AHY sendiri, PKS melihat dia adalah figur muda dan sama-sama sebagai partai oposisi. “Jadi ada kesamaan. Inilah kita pertimbangkan terus dan insyaallah di akhir 2021 ini PKS akan umumkan,” Jelas Amri.

Poros Perubahan

Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono bertemu dalam pernikahan anak dari politikus Nasdem Sugeng Suparwoto.

Dalam hajatan Minggu (18/9) malam itu, hadir pula mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Kelima tokoh itu bahkan sempat berfoto bersama.

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera tidak membantah pertemuan itu. Menurutnya, ketiga pimpinan partai sedang melakukan komunikasi demi menghadapi pemilu. ’’Komunikasi kami semakin intens. Doakan semoga lancar,’’ terangnya.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyepakati koalisi. Secara matematis, gabungan tiga partai itu sudah memenuhi syarat kursi ambang batas presidential threshold. Jika koalisi terbentuk, tahap berikutnya adalah membahas formasi capres dan cawapres.

Sosok Anies, dalam hal ini bisa menjadi penentu. Menurut Mardani, kalau koalisi itu menetapkan Anies menjadi capres, selanjutnya tinggal mencari sosok cawapres. Tentu PKS mempunyai nama yang akan diajukan, begitu juga Partai Nasdem dan Partai Demokrat.

Jubir PKS Muhammad Kholid menambahkan, koalisi ketiga partai itu akan mengusung Poros Perubahan. Pihaknya akan membentuk tim kecil untuk membangun kesamaan pandangan dan platfrom perjuangan. ’’Termasuk format pasangan capres–cawapres,’’ ungkapnya.

Terpisah, Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan, pertemuan Anies-AHY bukan yang pertama. Diakuinya, belakangan kedua tokoh makin intens melakukan komunikasi.

Dalam pertemuan di acara pernikahan hari Minggu, Herzaky menyebut komunikasi berlangsung cair. Keduanya juga tampak akrab dan merasa nyaman satu satu sama lain. ’’Apakah ini pertanda atau sinyal koalisi 2024? Doakan saja,’’ ujarnya kemarin.

Soal finalisasi koalisi dan pencapresan masih harus dibahas lebih lanjut. Saat ini, pihaknya masih melakukan penggodokan. Termasuk menjalin komunikasi dengan Nasdem dan PKS.

’’Pada saatnya, akan kami sampaikan ke publik, dengan siapa Demokrat akan berkoalisi,’’ tuturnya.

Terpisah, Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Johnny G Plate menyatakan, proses politik tidak berjalan singkat. Meski Anies juga sudah masuk dalam pengamatan Nasdem, namun beberapa proses lain masih terus berjalan.

’’Capres yang diusung harus punya kemampuan dan kesediaan menjaga kontinuitas pembangunan yang sudah dilaksanakan kabinet Pak Jokowi,’’ bebernya.

Syarat lainnya adalah terbentuknya koalisi. Partai Nasdem menurutnya masih terus melakukan komunikasi politik dengan partai lain. ’’Kalau ada calon dan pasangan, tapi tidak ada koalisi ya tidak jalan. Kalau ada koalisi tapi tidak berhasil membentuk pasangan tidak jalan juga,’’ tegasnya. (lum/far/lyn/bay/mum/zuk)

News Feed