English English Indonesian Indonesian
oleh

Bukan Bubar, Batalyon 120 Ganti Nama

FAJAR, MAKASSAR-Batalyon 120 tak akan dibubarkan. Namanya saja yang akan diganti. Organisasi masyarakat (Ormas) bentukan Kapolrestabes Makassar dan Wali Kota Makassar itu sedang dievaluasi. Forkopimda Makassar akan menyiapkan nama pengganti yang lebih merakyat.

“Menurut saya ini perlu dikoreksi. Boleh, saya siap menerima kritikan,” kata Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Budhi Haryanto saat berkunjung ke FAJAR, Senin, 19 September.

Forkopimda telah sepakat untuk mengganti nama ormas yang telah dibentuk ini. Pihaknya juga perlu masukan untuk nama baru ormas ini. Budhi menyarankan nama ormas ini disayembarakan agar masyarakat dapat menerima dengan nama barunya.

“Kita sayembarakan dengan pengetahuan bahwa ini suatu wadah yang orang negatif keluar jadi orang positif. Yang kira-kira bahasa yang bisa diterima masyarakat,” sarannya.

Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polrestabes Makassar AKP Lando KS mengatakan bahwa banyak masyarakat yang komplain dengan nama Batalyon 120. Alasan itu sehingga akan diganti.

Punya Tujuan

Budhi Haryanto menegaskan Batalyon (B120) sebenarnya merupakan wadah yang dibentuk untuk menekan angka kriminalitas jalanan. Meski diakuinya, masih perlu banyak evaluasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Wadah berbentuk komunitas yang menghimpun remaja maupun pemuda yang diidentifikasi berpotensi melakukan kejahatan jalanan ini merupakan bagian dari program menciptakan kemanan dan ketertiban masyarakat.

Menurut dia, penindakan terhadap setiap pelaku kriminal memang merupakan tugas wajib dari kepolisian. Akan tetapi, alangkah lebih baiknya jika upaya lain untuk dalam menciptakan efek jera bahkan mengubah perilaku para pelaku itu bisa diwujudkan secara lebih efektif.

Salah satu caranya, membuat satu komunitas yang maksud dan tujuan intinya adalah untuk menerapkan metode pemberdayaan para pelaku kriminal. Selanjutnya diberdayakan untuk menyadarkan pelaku lainnya.

Selama ini di benaknya selalu muncul pertanyaan mau sampai kapan pelaku kriminal seperti pembusuran, geng motor atau sejenisnya terus-terusan ditindaki dengan ditahan, namun tidak ada habisnya.
Oleh karena itu, ia ingin mencoba metode baru yang sejatinya tidak bertentangan dengan hukum dan undang-undang yang mengatur tugas kepolisian.

“Saya mau pola baru. Yang masih berpotensi kita sadarkan saya tandai, saya kumpulkan menjadi satu untuk kemudian dipengaruhi. Mereka ini nanti bertugas untuk mempengaruhi yang lain. Begitu sebenarnya sampai kita buat B120 itu,” ujarnya.

Tidak sampai di situ, program ini tidak sekadar menghimpun lalu kemudian menyadarkan orang-orang yang berpotensi menjadi pelaku kriminal. Disiapkan rencana agar nantinya orang-orang ini juga bisa menjadi manusia yang lebih baik.

Bagi remaja atau anak putus sekolah, mereka bisa difasilitasi mendapatkan pendidikan layak. Bagi yang ingin kerja juga bisa mendapatkan pekerjaan. Agar mereka tidak lagi berbuat kejahatan yang meresahkan masyarakat.

“Semua ini sudah ada kita rencanakan. Kalau belum optimal, memang iya, karena semua dilakukan secara perlahan dan terukur untuk program jangka panjang. Perlu evaluasi setiap saat,” imbuhnya.

Terlebih, usai penggerebekan sekretariat B120 akhir pekan lalu yang berakhir menjadi polemik berkepanjangan. Ia mengakui, komunitas ini masih perlu disosialisasikan lebih jauh, dan dibuatkan metode pemberdayaan yang lebih efektif lagi.

Program yang kemudian baru diwujudkan dengan terbentuknya komunitas B120 sejatinya sudah sesuai dengan apa yang diharapkan. Sudah banyak remaja-remaja yang dirangkul untuk disadarkan dengam jumlah mencapai ribuan orang.

Tidak hanya itu, ada beberapa di antaranya bahkan sudah mendapatkan kehidupan yang lebih baik karena sudah memiliki pekerjaan setelah mendapatkan pembinaan di dalam komunitas.

“Alhamdulillah, ini fakta kalau memang beberapa di antaranya itu sudah dapat kerja, ada satu orang bahkan itu bos geng motor yang sudah sadar, dan menyadarkan yang lainnya. Ini boleh dicek langsung sama penanggung jawab komunitasnya,” ucapnya.

Mantan Kasubdit V Direktorat Tipidter Bareskrim Mabes Polri ini membeberkan, sebelum membentuk B120, gagasannya terkait membuat satu komunitas pemberdayaan seperti ini telah lebih dahulu dituangkan dalam sebuah disertasi.

Dia susun untuk memenuhi program promosi doktoral di Universitas Negeri Makassar (UNM). Gagasannya ini bahkan diakui sejumlah guru besar hingga Rektor UNM sendiri.

Rektor UNM Prof Husain Syam mengatakan ide ini sudah diajukan sejak tahun lalu sebelum akhirnya dibentuk B120. Sudah banyak diskusi yang dilalui untuk menemukan solusi mengatasi tindakan kejahatan di Makassar.

Disertasi itu diajukan dengan judul “Strategi Kepolisian Polrestabes dalam Pelayanan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat”. Konsennya terutama mengatasi bagaimana cara menyadarkan pelaku kriminal agar bisa menjadi manusia lebih baik.

“Pak Budhi ini ingin mencari solusi bagaimana mengatasi masalah semua tersebut. Yang esensinya mereka ini (para pelaku kriminal jalanan) mencari jati diri atau mencari makan,” ucapnya. (ams/zuk-dir)

News Feed