English English Indonesian Indonesian
oleh

Jembatan di Ruas Ulugalung-Salonro Rusak, Bahayakan Kendaraan yang Lewat

FAJAR, SENGKANG -Jembatan Talotenreng di jalan provinsi ruas Ulugalung – Salonro di Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo mengalami kerusakan. Konstruksinya mulai rapuh, rawan runtuh.

Kapolsek Sabbangparu, Iptu Siswanto Kaserin mengatakan, pengalihan kendaraan khususnya roda 6 ke atas untuk sementara dilakukan. Imbas dari kerusakan jembatan di kilometer (km) 17-18 poros Cabenge-Sengkang. Tepatnya di Kelurahan Talotenreng.

“Untuk mobil besar kita dialihkan lewat Desa Liu. Kemudian tembus di Desa Lompulle Kecamatan Ganra Kabupaten Soppeng. Sedangkan roda 4 sejenisnya masih bisa melintas dengan sistem buka tutup bergantian,” ujarnya, Senin, 5 September.

Berdasarkan pantau FAJAR di lokasi. Ada 5 titik atau bagian yang rusak. 3 titik telah di pasangin pita barikade berwarna hitam kuning, 2 titik penanda dengan batang bambu dan ban bekas.

“Kerusakan yang terparah di tengah jalan. Lubang menganga dengan panjang 150 centimeter (cm) dan lebar 90 cm. Dikhawatirkan lubangnya semakin melebar,” tutur mantan KBO Satlantas Polres Wajo ini.

Sementara, Camat Sabbangparu, Andi Wana Nganro menambahkan, jembatan Talotenreng mengalami kerusakan pada Kamis, 1 September kemarin. Kerusakan diperkirakan karena jembatan sudah berumur, dibangun pada tahun 1985. Sehingga berdampak terhadap konstruksi.

“Saya Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 1988. Jembatan ini sudah memang seperti itu,” bebernya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Andi Pameneri menyampaikan jembatan di ruas Ulugalung – Salonro itu merupakan jalan provinsi. Kewenangan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sulsel.

Dirinya, telah melaporkan permasalahan tersebut  ke Pemprov Sulsel. “Kerusakannya ada di bagian oprit atau timbunan tanah, abutment atau kepala jembatan, dan lantai jembatan,” terangnya.

Oprit jembatan merupakan segmen yang menghubungkan jalan dan jembatan. Sedangkan abutment adalah bangunan bawah jembatan yang terletak pada kedua ujung pilar-pilar jembatan.

“Abutment ini berfungsi sebagai penahan tanah dan juga sebagai pemikul seluruh beban. Baik bedan (kendaraan, angin, dan lain-lain) maupun beban mati (beban gelagar, dan lain-lain) pada sebuah jembatan,” jelasnya.

Menyikapi hal itu, Kepala UPTD Wilayah V (Bone, Soppeng, dan Wajo) Dinas PUTR Sulsel, Khalid Musdalifah menilai, rusaknya jembatan dibangun sejak awal tahun 1980 tersebut, bukan hanya disebabkan usia jembatan yang berumur.

Kerusakan terjadi juga dipicu, akibat beban kendaraan bermuatan over load yang melintas di ruas jalan provinsi tersebut. Sehingga mempercepat umur konstruksi jembatan.

“Jalan poros Cabenge-Sengkang ini selalu dilewati kendaraan pengangkut material seperti pasir. Rata-rata over load,” sebutnya.

Kendati demikian, pihaknya akan turun melakukan penanganan emergency dalam waktu dekat. Sekaligus perencanaan pembangunan di tahun 2023 mendatang. “Kita sudah rencanakan ini tahun depan, di pokok. Penanganan secara full, konstruksi baru,” ungkapnya. (man)

News Feed