English English Indonesian Indonesian
oleh

Media Masih Sulit Lolos Jebakan Diskriminasi

YOGYAKARTA, FAJAR–Media masih kebingungan memberitakan tentang isu LGBT di Indonesia. Secara umum demikian yang terjadi.

Hal itu dijelaskan pada Pre-Conference International Conference on Indonesia Family Planning and Reproductive Health (ICIFPRH) yang diadakan di Hotel Sahid Raya Yogyakarta. Kegiatan ini digelar Jumat-Senin, 19-22 Agustus 2022.

“Hasil riset menyebut bahwa mayoritas media cenderung menimpa LGBT semata sebagai kriminal dan belum melihat sebagai isu diskriminasi perlakuan terhadap LGBT,” jelas Luviana, Pimpinan Redaksi konde.co.

Yang harus dilakukan sebagai jurnalis adalah menguasai persoalan. “Kita harus tahu undang-undang, sebagai jurnalis harus membaca, kalau tidak membaca tidak bisa menulis. Tulisan akan kering, jangan sampai hanya meminjam mulut narasumber,” papar Luvi, sapaan akrabnya.

Jurnalis harus memiliki panduan jurnalisme dalam berprespektif, khususnya dalam memberitakan isu seperti LGBT. “Karena kita saat ini belum punya panduan jurnalisme dalam berprespektif, maka media kita masih inkonsisten dalam melakukan pemberitaan. Di mana jurnalistik kita masih umum dan panduan belum ada,” jelasnya.

Ada lima panduan yang perlu diperhatikan dalam peliputan isu tertentu. Mulai kekerasan, diskriminasi, stigmatisasi, eksploitasi, konvensionalisme. Kebanyakan media tidak memperhatikan hal ini.

Peserta Pre-Conference yang juga jurnalis Sulteng Raya, Jane Lestari Parabak, mengatakan media juga harusnya memperhatikan bahasa yang digunakan.

“Bahasa bagi jurnalis merupakan sesuatu yang sangat penting. Karena jurnalis berbahasa menggunakan teks. Jurnalis tidak hanya dituntut untuk mengetahui teks, tapi juga sangat penting mengetahui konteks,” kuncinya. (mia/zuk)

News Feed