English English Indonesian Indonesian
oleh

Detik-detik Kemerdekaan RI di Sulsel, Kala Bangsawan dan Pemuda Bersatu Bentuk Laskar Perlawanan

Kehadiran para bangsawan dari berbagai daerah di Sulsel kian mendukung Ratulangi menjadi Gubernur Sulawesi. Termasuk mempertahankan kemerdekaan.

Bikin Federal

Sejarawan Unhas lainnya Bambang Sulistyo mengisahkan di Sulawesi sendiri tidak terjadi pengambilalihan kekuasaan Jepang, sehingga saat tentara Australia membawa aparat NICA, tidak mendapat kesulitan membangun kembali pemerintahannya, dengan difasilitasi tentara Jepang.

Setelah datangnya Ratulangi dari Jakarta pada 22 Agustus 1945, dirinya tidak menghendaki perlawanan bersenjata untuk menegakkan kemerdekaan.

Ratulangi, dikenal sebagai tokoh politik terkemuka di Sulawesi yang mengetahui tentang kehebatan tentara sekutu dalam Perang Dunia melawan Jepang.

Baginya senjata di tangan pemuda hanya akan berakibat malapetaka bagi rakyatnya. Meski pada saat itu di tanah Luwu terjadi perlawanan terhadap kehadiran tentara Australia.

“Peristiwa ini terjadi tanpa dukungan Ratulangi, sebagai Gubernur Sulawesi. Hal itu menyebabkan reaksi pemuda Republiken dalam bentuk berbagai demo unjuk rasa baru terjadi setelah NICA berhasil membangun kekuasaannya,” jelas Bambang.

Pensiunan dosen Unhas ini menerangkan, demo berubah menjadi tindak kekerasan setelah diketahui bahwa di Surabaya telah terjadi pertempuran yang memuncak pada 10 November.

Alhasil, perlawanan bersenjata dimulai bersamaan dengan penyelenggaraan konferensi Malino 15-25 Juli 1946 yang bertujuan mendirikan negara federal. Konsep ini bertujuan membuat negara bagian di seluruh Indonesia.

“Perlawanan pun makin meningkat dan meluas seperti di Bantaeng, Parepare, Makassar,” kata alumnus magister UGM ini.(bersambung)

News Feed