FAJAR, MAKASSAR-Pemkot khawatir rel bawah (at grade) kereta api bikin banjir. Sejatinya, keraguan itu didukung hasil kajian.
Lebih tepatnya kajian tandingan. Jangan sampai pernyataan Pemkot Makassar yang mengklaim Makassar akan banjir jika menggunakan rel at grade, hanya didasari pemikiran subjektif.
Selama ini, pemkot getol menuntut desain diubah. Rel layang (elevated) dianggap sebagai desain ideal, yang salah satu fungsinya mencegah banjir.
Pakar transportasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Nur Syam mengatakan sama sekali belum ada kajian ihwal banjir di wilayah Maros dan Barru diakibatkan oleh tanggul kereta. Sehingga semestinya hal itu tidak bisa dijadikan alasan sistem at grade dilarang di Makassar.
Sebaliknya, sistem at grade itu telah dikaji dengan baik oleh ahli. Sistem dengan model tanggul memang sudah menjadi standar terbaru pembangunan rel kereta guna menghindari persimpangan sebidang.
Pemutusan jalur dapat dihindari dengan hadirnya underpass, termasuk jalur-jalur air yang akan dilewati. Jadi keresahan pemkot sebenarnya terjawab dengan sistem terbaru pembangunan rel ini.
Selain itu, ini cukup menguntungkan bagi wilayah yang memiliki curah hujan tinggi seperti Sulsel. Saat banjir terjadi, kereta masih bisa beroperasi sehingga roda perekonomian tidak akan putus sekali pun terjadi bencana.
Seyogianya, secara syarat, pembangunan kereta ini diawali dengan perencanaan. Setelah itu, disetujui oleh pusat. Selanjutnya dilakukan penganggaran dengan skala besar untuk mewujudkan pembangunan.