Selain itu ada syarat lain dengan melakukan desain struktur seperti apa yang cocok untuk ruas Makassar-Parepare. Yang disepakati, desain yang tepat adalah dengan tanggul (at grade).
“Jadi sebelumnya sudah ada perencanaan, sudah ada analisa, kemudian terakhir dilakukan studi analisis dampak lingkungannya. Artinya semua dokumen ini satu paket, sehingga mengeluarkan arahan bahwa ini sudah layak,” ujar Nur Syam, dilansir FAJAR edisi Senin, 15 Agustus 2022.
Sehingga jika ada semacam pernyataan terkait masalah banjir, maka harus juga didasar dengan kajian-kajian bahwa hal itu yang menyebabkan.
“Yang seharusnya beliau ini (wali kota) pikirkan, apakah pemikiran ini dilakukan berdasarkan kajian? Apakah sudah ada kajiannya sehingga begitu berat, sangat sulit menerima yang dari dulu seperti itu,” tanya Nur Syam.
Selain itu, Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) sendiri menjamin masalah banjir ini hingga Q.50 tahun. Semestinya masalah banjir bukanlah persoalan utama yang harus diributkan.
Sedari awal kereta api tersebut masuk dalam kategori rel antarwilayah, sehingga desainnya memang seharusnya at grade.
Nur Syam mengaku dirinya sendiri terlibat dalam tim perencanaan makro untuk kereta ini di Sulawesi, termasuk di Sulsel dan Mamminasata pada 2011 silam. Dia mengetahui pasti desain antarwilayah dibuat dengan sistem at grade.
Dia membenarkan untuk Makassar memang memiliki desain elevated atau layang, namun demikian itu untuk skema jalur dalam kota, bukan antarwilayah seperti pembangunan saat ini.
Pengembangan ke depan untuk jalur dalam kota masih tetap akan berlanjut.