“Ini bisa dilihat dari calon jawara kuliner yang akan menjadi favorit pelanggan seperti bolu lapis kukus dan martabak telor,” katanya.
Namun demikian, jenis makanan yang tersaji dari hasil kreativitas pengolahan menu serta pengaruh perkembangan tren kuliner di luar negeri seperti croffle juga diprediksi akan terus mengambil hati para pelanggan.
Pihaknya memahami bagaimana setiap individu memiliki preferensi unik dalam menikmati kuliner. Oleh karena itu, menggunakan teknologi dan personalisasi data. Ia akan terus berinovasi untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut.
Ini tercermin dalam beberapa inovasi yang telah kami hadirkan seperti fitur Pickup, Resto Terlaris (Best Seller), Resto Terdekat (Near Me), Ulasan Pelanggan (Review), serta Ongkos Parkir. Tak ketinggalan, fitur koleksi promo dan mode hemat yang semakin memudahkan pelanggan menikmati jutaan menu dengan harga yang lebih terjangkau.
“Layaknya efek bola salju, kami percaya kepuasan pelanggan juga akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan bisnis UMKM kuliner di tanah air,” papar Catherine.
Pengamat dan Penulis Kuliner, Kevindra Soemantri memaparkan, makin dicintainya kuliner nusantara tidak terlepas dari perkembangan teknologi. Saat kulkas ditemukan, manusia kemudian bisa menyimpan bahan baku segar lebih lama.
Hal ini mendorong munculnya jenis makanan baru. Kini, dengan lahirnya era layanan pesan-antar makanan seperti GoFood, khazanah kuliner masyarakat, termasuk untuk menu-menu khas Indonesia jadi lebih kaya.
“Siapa sangka, Se’i Sapi dari NTT menjadi idola masyarakat ibu kota dan Nasi Ulam Betawi jadi favorit masyarakat di kota-kota lain di Indonesia. Saya percaya ini akan berdampak positif dalam pelestarian warisan rasa Nusantara,” terangnya.