FAJAR, MAKASSAR — Bahar Yahya berniat untuk kembali ke kampung halaman memperbaiki situasi dan kondisi Kabupaten Sidrap.
Bahar merasa prihatin, dahulu Sidrap adalah daerah agamais dan kota pendidikan dengan seribu ulama berakhlak. Selain itu, Sidrap dikenal sebagai lumbung padi.
“Dahulu kalau saat orang tua duduk, lalu kita mau lewat, ada rasa segan. Sekarang tidak ada. Itu perilaku akhlak yang sudah kurang,” katanya, Rabu, 3 Agustus.
Bahar menganggap perlu ada perbaikan, khususnya akhlak. Hal itu yang membuatnya ingin kembali ke kampung untuk memperbaiki sumber daya manusia (SDM) di Sidrap.
“Yang kedua itu akidah. Kemudian masalah ekonomi tentunya akan berefek jika SDM dimajukan. Kenapa Sidrap tidak bisa maju, karena memang pemerintahnya tidak pernah berpikir bagaimana daerahku maju, bagaimana daerahku sejahtera,” nilainya.
Saat ini, Bahar sudah dilirik beberapa partai besar, namun belum ingin berbicara politik. Bahar dengan niat ingin memimpin Sidrap agar bisa memperbaiki kampung halaman memberikan yang terbaik.
“Kalau logika pribadi saya, bupati itu adalah pelayan. Bukan pejabat,” tutupnya. (ams/yuk)
