MAKASSAR, FAJAR — “Andini” tidak sekadar menjadi film biasa. Sang produser, Hamka Pradifta mengatakan, proses syuting dilakukan di berbagai tempat wisata indah di Sulsel.
Film bergenre romantis dan horor ini pun menjadi layak untuk ditonton. Sebab menonjolkan keindahan wisata di Sulsel.
“Kita mengambil latar belakang pemandangan wisata di Sulsel. Seperti di Pantai Bosowa, Pantai Akkarena, dan juga Balla Rewako Jenetallasa di Gowa,” ucap Hamka saat berkunjung ke Redaksi FAJAR, Senin, 25 Juli.
Hamka bercerita, “Andini” mengisahkan perempuan yang mati penasaran karena dibunuh oleh mantan kekasihnya, Dika. Karena tidak mendapat restu orang tua Andini, Dika pun dendam dan membunuh Andini karena menikah dengan laki-laki lain.
Mayat Andini yang tidak ditemukan, membuat arwahnya gentayangan. Arwah Andini hanya ingin tubuhnya ditemukan dan dimakamkan secara baik-baik, sebagaimana mayat pada umumnya. Sehingga jiwanya dapat tenang.
Sang sutradara, Rizal Nur, menambahkan, perbedaan “Andini” dengan film horor lainnya, adalah keberadaan Andini yang bukan sekadar untuk menakut-nakuti atau balas dendam kepada pelaku.
“Arwah Andini ini hanya ingin meminta tolong kepada dua mahasiswi, Salsa dan Siska yang ia rasuki, agar mayatnya ditemukan. Mayat yang mati penasaran pastilah ingin dimakamkan dengan layak. Sehingga arwah dapat istirahat dengan tenang,” imbuh Rizal.
“Andini (Tragedi Sang Pengantin Baru)” merupakan produksi Sikka Film yang tayang pada 26 Juli. Film ini ikut dilombakan pada Festival Film Makassar.