FAJAR, MAKASSAR – Forum Sulsel Peduli (FSP) kembangkan program bibit pohon produktif untuk cegah terjadinya bencana di Sulawesi Selatan.
Meskipun telah banyak organisasi penanggulangan bencana yang lebih perfesional dan terakreditasi, FSP akan lebih berfokus pada mengubah karakter masyarakat menjadi lebih adaktif terhadap lingkungan.
“Kita lebih fokus kepada pencegahan dan pembangunan kesiapsiagaan. Sehingga kita tahun ini berharap bisa menjalin kerja sama dengan pemangku kepentingan lain untuk bisa lebih maksimal,” ucap Ketua Umum FSP, Syamsu Rizal, Jumat, 15 Juli.
Adapun tahun sebelumnya, FSP telah memulai banyak kegiatan, salah satunya penanaman pohon di pulau-pulau sekitar Makassar. Selain itu juga, FSP aktif melakukan edukasi kesadaran lingkungan serta melakukan mitigasi struktural ke masyarakat.
“Kita kerja sama dengan pemerintah kabupaten Gowa, dengan Balai BKSDA di Malino, dan kita juga sudah merancang untuk menjadi salah satu pemangku kepentingan yang mengelola hutan produksi terbatas dari BKSDA. Mudah-mudahan kita bisa gunakan segera untuk pembibitan,” jelasnya.
Sebelumnya FSP telah melakukan gerakan menanam bibit pohon sebanyak 10.000 di Bawakaraeng. FSP juga telah merencanakan untuk mengembangkan bibit siap tanam. Salah satu jenis pohon yang dipilih yakni kelor.
“Segmennya beda-beda, tapi untuk saat ini yang paling banyak tersedia pohon kelor, karena kan banyak manfaatnya. Selain itu, di kota juga kita rencananya siapkan tanaman buah,” bebernya
Dengan sumber daya yang dimiliki FSP dari berbagai latar belakang, Deng ical berharap forum ini bisa lebih berkembang ke depannya.
“Beberapa tahun terakhir ini, karena tahun yang keempat, kita akan lebih berkonsentrasi ke penanggulangan bencana dulu,” ungkapnya.
Sekertaris Forum Sulsel Peduli, Fitriani mengatakan FSP tidak hadir hanya pada saat terjadinya bencana, tetapi ia ingin memberikan edukasi dengan adanya upaya sebelum terjadinya bencana.
“Jadi mungkin akan ada langkah-langkah ke depannya untuk masyarakat yang bisa kita edukasikan untuk membantu masyarakat, agar paham bagaimana mereka bisa menyelesaikan masa bencananya,” ujarnya. (gus/*)