English English Indonesian Indonesian
oleh

Program IP400 Bone, Hasilkan 11,2 Ton Gabah Per Hektare

FAJAR, BONE-Produksi pertanian program IP400, mencapai 11,2 ton gabah per hektare. Hasil panen ini, jauh lebih tinggi dari biasanya. Hanya enam ton per hektare.

Salah satu lokasi pengembangan program Indeks Pertanaman (IP) 400, berada di Kelurahan Bukaka, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone memanfaatkan lahan sekitar 71 hektare. Kelompok petani harapan yang mengelola, sudah melakukan panen kedua kemarin, Kamis, 7 Juli.

Plt Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bone, Andi Asman Sulaiman mengatakan, keberhasilan ini tidak terlepas dari kerja keras petani. Sehingga, hasilnya juga akan berdampak terhadap pendapatan mereka.

Pada panen perdana Maret 2022 lanjutnya, produksi yang dihasilkan mencapai 7 ton lebih per hektare. Peningkatannya masih signifikan. Akan tetapi, pada panen kedua ini, terjadi peningkatan yang lebih besar.

“Satu hektare saja sudah menghasilkan 11,2 ton. Normalnya enam ton. Karena program ini empat kali tanam dan empat kali panen, maka satu hektare bisa mencapai rata-rata 40 ton per hektare. Kalau dirupiahkan, pendapatan petani mencapai Rp 172 juta dengan harga gabah Rp 4.300. Ini baru satu hektare,” katanya saat menghadiri panen kedua program IP400 di Kelurahan Bukaka, kemarin.

Jika perhitungan 71 hektare lanjutnya, maka penghasilan yang bisa diperoleh dalam satu tahun di Kecamatan Tanete Riattang mencapai Rp12 miliar lebih. Sementara total luas lahan yang menjadi program IP400 di Kabupaten Bone mencapai 3.103 hektare.

Artinya sambung Asman, uang yang dihasilkan bisa mencapai Rp 533 miliar lebih. “Inilah kunci program IP400. Mampu meningkatkan pendapatan petani dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya,” ungkapnya tersenyum.

Akan tetapi, hasil ini bisa tercapai jika program ini bisa berkesinambungan dengan dukungan bibit unggul bersertifikat dengan ditunjang teknologi. “Karena sejauh ini petani masih mengalami hambatan seperti serangan hama. Beruntung, masih bisa ditangani dan ada hasil yang maksimal,” imbuhnya.

Sementara itu, Camat Tante Riattang, Andi Kumala Dewi Salahuddin mengatakan, kesuksesan program IP400 ini juga tidak terlepas dari usaha penyuluh pertanian. Ada kerja keras petani, penyuluh, dan pemerintah sehingga program ini memberikan hasil yang maksimal.

Akan tetapi lanjutnya, perlu dipikirkan terkait hambatan yang dialami petani. “Yang paling sering itu soal hama. Bagaimana supaya bisa dihadirkan teknologi yang tidak lagi membuat petani harus setiap saat menjaga lahan. Saya kira ini perlu dihadirkan,” kata Andi Kumala Dewi saat menghadiri acara panen kedua.

Menurutnya, ada banyak bengkel yang bisa diberdayakan untuk membuat teknologi pengusir hama. Sehingga, petani tidak repot lagi mengusir hama. “Saya berharap, panen ketiga hingga ke empat tahun ini bisa berhasil juga,” imbuhnya. (ans/*)

News Feed