WATAMPONE, FAJAR — Umat Buddha akhirnya bisa melepas rindu untuk melaksanakan perayaan Waisak 2566 BE/2022 M di Vihara Dharma Palakka Bone, Minggu, 26 Juni. Ketua panitia pelaksana Waisak 2566 BE/2022 M, Edy Siauw mengatakan, sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, perayaan Waisak tidak bisa dilaksanakan.
Tiga tahun lamanya umat Buddha menahan rindu agar dapat merayakan hari raya ini. “Kesyukuran kita saat ini, karena mendapatkan kehormatan mandat untuk melaksanakan Waisak 2566 BE di Vihara Dharma Palakka Bone. Semoga apa yang kami persembahkan bisa menjadi satu kesan satu kebahagiaan bersama pada tahun ini,” kata Edy Siauw di Vihara Dharma Palakka Bone.
Bersamaan dengan itu lanjutnya, juga diresmikan Candi Dharma Palakka Bone yang pertama di Indonesia Timur. Kehadiran candi ini akan menjadi ikon baru di Kota Bone, Bumi Arung Palakka. “Kami sangat bersyukur karena semua pihak hadir. Termasuk lintas agama juga hadir pada acara Waisak,” ungkapnya.
Edy mengaku panitia pelaksana mengusung tema modernisasi beragama dalam menciptakan kerukunan dan kedamaian, tidak terlepas dari ajaran Buddha. Dimana selalu menghindari hal-hal yang ekstrem dan radikal. “Modernisasi itu adalah transformasi pola pikir bersikap. Pada siang hari ini, kita berkumpul untuk menciptakan satu kemajuan bersama untuk kesejahteraan bersama,” tuturnya.
Pada pelaksanaannya, panitia pelaksana Waisak juga meletakkan abu kremasi mendingan Oni Dahlan. “Beliau tokoh berpengaruh di sini. Dia pendiri dan donatur Vihara Dharma Palakka Bone. Sebagai penghormatan, abu kremasi kita simpan di sudut Candi Dharma Palakka Bone,” imbuhnya. (ans/*)