Sementara jika PKS juga ngotot Anies dan Nasdem juga ngotot Anies, maka ini akan menjadi kendala. “Salah satunya harus ngalah,” tuturnya.
Tetapi, melihat formasi kepentingannya dan potensi yang akan didukung, serta sejarahnya maka peluangnya sangat besar untuk kerja sama. “Poros ini bisa menjadi kekuatan pembanding kalau dikumpul. Kursinya hampir 30 persen. Melebihi cukup untuk mencalonkan presiden,” ujar Ali.
Jadi safari PKS ke Nasdem dan Demokrat, kemudian Demokrat dikabarkan akan menemui Nasdem, sangat mungkin sebuah penjajakan koalisi. Nasdem dan Demokrat kata Ali, itu punya warna dan ideologi identik.
Pengamat politik Unhas Adi Suryadi Culla mengatakan, kunjungan PKS ke NasDem ini tak lepas dari penjajakan koalisi. Pertama untuk mencukupi kursi syarat pencalonan presiden 20 persen.
Kedua, PKS dan Nasdem bisa saling cocok karena sama-sama menjagokan Anies Baswedan. Walaupun hingga saat ini PKS belum menentukan calonnya.
Juru Bicara DPW PKS Sulsel, Wahidah Eka Putri mengatakan, safari Ketua Umum PKS ke NasDem itu untuk menyamakan persepsi dan frekuensi sesama parpol. “Terkait koalisi masih banyak proses yang harus dilalui,” katanya.
Terkait figur Capres PKS pun kata dia, hingga saat ini belum ditentukan. PKS belum memutuskan akan mengusung pak Anies, karena keputusan berada di Majelis Syuro,” terangnya. (mum/ham)
