English English Indonesian Indonesian
oleh

Daya Saing Industri Udang Lemah, Pengusaha Muda Diharap Berperan

Tigor mengeluhkan bahwa, volume suply bahan baku jadi salah satu tantangan serius untuk menaikkan produktivitas unit pengolahannya. Untung saja  di saat ini 100 persen produk UPInya adalah olahan yang bisa mengirit bahan baku sampai 50 persen, oleh karena selebihnya adalah tepung roti yang juga bisa dibuat sendiri yang sebelumnya harus di impor dari Thailand atau Vietnam.

Secara terpisah ketua FUI, Forum Udang Indonesia, Budi Wibowo di satu kesempatan bahwa dari 550 ribu ton kapasitas UPI dalam negeri baru sekitar 350 ribu ton yang bisa di suply, masih kurang 200 ribu ton. Itu pun baru sekitar 40 persen diolah menjadi produk yang bernilai tambah. Hal ini  juga jadi tantangan program revitalisasi.

Selain itu, Tigor  juga sayangkan  bahwa mutu bahan baku, secara umum belum sesuai  harapannya, karena selain jauh (ribuan kilometer dari Makassar seperti dari Sulteng, Sultra bahkan Kalimantan), waktu tempuh juga lama sampai dua atau tiga hari karena faktor infrastruktur logistik yang belum memadai.

Tidak kalah pentingnya adalah penanganan pascapanen. Masih banyak dilakukan kebiasaan salah oleh pedagang perantara, seperti udang ditiriskan agak lama, agar kadar air berkurang saat ditimbang di tambak. Selain itu udang dengan sengaja direndam didalam air es hingga 2-3 hari agar mendapat tambahan kadar air.

Dalam diskusi itu juga disinggung bagaimana mempersiapkan SDM yang akan bekerja di hulu, produksi dan hilir dari industrialisasi udang. Di saat Tigor mengemukakan rencana membangun β€œbourding scholl”, langsung dapat dukungan dari Imelda JK, generasi milenial dan salah satu penerus dari usaha Kalla Group yang ikut hadir dalam pertemuan terbatas itu.

News Feed