English English Indonesian Indonesian
oleh

Daya Saing Industri Udang Lemah, Pengusaha Muda Diharap Berperan

Tigor mengatakan bahwa, saat ini generasi milenial dominan mengisi dunia. Mereka memiliki gaya hidup atau style berbeda dibandingkan generasi sebelumnya, non milenial. Mereka berpikir praktis, tidak mau ribet, lebih senang bekerja secara kelompok, rileks namun produktif,  karena dikelilingi dengan tuntutan digitalisasi.

Perubahan style ikut berpengaruh kebiasaan mengonsumsi pangan. Mereka lebih cenderung makan di luar rumah seperti mall, cafe atau resto sambil bekerja. Makanan siap saji menjadi pilihan favorit, karena cukup dihangatkan menggunakan microwave kurang lebih 5-7 menit makanan siap disantap.

Lemari pendingin standar menjadi salah satu fasilitas yang dianggap penting, strategis sebagai gudang logistik pangan di setiap resto, cafe  maupun rumah tangga. Persoalan kinerja PLN yang masih sering mati dan hidup serta jangkauan belum sampai  ke sentra budidaya  juga menjadi salah satu tantangan yang serius dan menjadi catatan penting untuk membangun daya saing.

PT Bomar di sepuluh tahun terakhir terus melakukan inovasi di hulu dan hilir. Di hilir perusahaan ini secara total telah masuk ke produk added value (nilai tambah) yang siap saji seperti ebi furai-tempura (udang  dibalut  tepung), shrimp cake atau shrimp burger yang lagi naik daun. Sementara di hulu perusahaan ini mulai mengembangkan industri benih.

Produk siap saji menjadi andalan PT Bomar, memenuhi permintaan pasar Jepang, Uni Eropa maupun Amerika Serikat. Bahkan China dan beberapa negara lain mulai melirik produk sejenis ini. Ini menjadi peluang dan sekaligus mendorong agar unit pengolahan ikan atau UPI termasuk udang  berorientasi pada produk nilai tambah.

News Feed