Di Indonesia — CNBC Indonesia mengabarkan beberapa startup yang akhirnya harus gulung tikar di Indonesia. Di antaranya: Airy Rooms. Sebelum pandemi Covid-19 menghantam, bisnis hotel aggregator sedang ramai-ramainya. Mereka bermitra dengan pemilik properti, dari hotel hingga motel kecil, untuk menawarkan tempat menginap dengan standar yang sama lewat platform online. Ketika Pandemi datang — Airy Rooms akhirnya yang menyetop operasionalnya — per 31 Mei 2020. CEO Airy Rooms Indonesia Louis Alfonso Kodoatie saat itu mengatakan penghentian semua kegiatan operasional Airy dilakukan dengan mempertimbangkan banyak hal termasuk kondisi pasar yang tumbang akibat pandemi Covid-19. Beberapa startup yang juga tumbang sejak beberapa tahun lalu di antaranya: Stoqo, Qlapa, hingga Sorabel.
**
Adanya perang Rusia-Ukraina sepertinya akan lebih mengantar masifnya kebangkrutan startup di berbagai belahan dunia. Startup yang ‘kelelahan’ karena hantaman pandemi, sekarang menghadapi ancaman resesi akibat perang Rusia-Ukraina. Bagi Elon Musk — harus ada pembelajaran bagi ‘dunia’ (kita membacanya bagi pengelola keuangan daerah termasuk kalangan BUMN) bahwa perusahaan yang memiliki arus kas negatif memang harus dimatikan. Dengan begitu perusahaan-perusahaan itu akan berhenti menyerobot sumber daya yang seharusnya mengalir ke perusahaan sehat.
Bagi kita di Indonesia — selalu ada berita tentang kerugian besar BUMN. Juga kita membaca pekan lalu Kementerian BUMN mengajukan tambahan penyertaan modal negara ( PMN ) sebesar Rp73,26 triliun. PMN ini akan diberikan kepada 10 BUMN pada 2023 mendatang. Kita berharap dana-dana tersebut akan makin membuat baik kinerja BUMN yang ada. Kita berharap di masa datang, berita kerugian dan korupsi dana milik BUMN tidak ada lagi. Sesuai pesan Elon Musk, bahwa sudah terlalu lama uang diberikan kepada orang bodoh. Pesan rakyat banyak, uang jangan diberikan ke orang bodoh. Karena hanya orang bodoh yang membiarkan kerugian BUMN dan berlangsungnya praktik korupsi di sana. **
