Dosen Kalla Business School, Andi Hutami Endang, SKom, MKom mengungkapkan, Kalla Business School memiliki visi sebagai rumah bagi para pengusaha inovatif.
“Sesuai dengan visi kami di Kalla Business School sebagai perguruan tinggi unggul dalam pengembangan kewirausahaan berbasis teknologi inovatif, kami memastikan setiap alumni dapat mendirikan usaha mandiri atau menjadi professional. Program Studi Kalla Business School antara lain Kewirausahaan, Sistem Informasi, Manajemen Retail dan Bisnis Digital yang sangat sesuai dengan kebutuhan Revolusi Industri 4.0,” jelasnya.
COO and Portofolio Director MDI Ventures, G.N Sandhy Widyasthana juga mengungkapkan bahwa start up yang baik harus memiliki persediaan sampai setidaknya satu tahun ke depan untuk mengetahui apakah mereka bisa survive atau tidak. Ini kembali ke perencanaan dari para Start up karena para investor saat ini semakin selektif.
Bengris Pasaribu selaku pemegang UX Master di Indonesia pertama dari Nielson Norman Group (A world leader in UX Design & Research from USA) dan juga pertama di ASEAN dan Australia juga turut berbagi pengalamannya dalam dunia UX Design dan market UX Design di Indonesia.
“First impression sangat penting karena saat ini kita menggunakan human centric design. Oleh karena itu kita dapat menggunakan tools 5 second test, dimana siapapun yang melihat desain aplikasi kita menilai aplikasi kita. Jika tidak mendapatkan informasi selama lima detik, berarti desain aplikasi kita harus diubah,” jelasnya.
Terakhir konsultan pemasaran/ pembicara publik dan managing partner Inventure, Yuswo Hadi mengungkapkan bahwa dalam beberapa tahuh terakhir, kebanyakan Start Up didirikan oleh lulusan IT.